URGENSI SENSUS LILIT BATANG SEJAK TBM 1 SEBAGAI STRATEGI MENINGKATKAN KERAGAAN DAN KESERAGAMAN TANAMAN KARET

Authors

  • Akhmad Rouf
  • Ari Santosa Pamungkas

DOI:

https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v32i2.41

Keywords:

karet, tanaman belum menghasilkan, lilit batang, sensus, keragaan tanaman, buka sadap

Abstract

Kecepatan tanaman karet memasuki matang sadap sangat dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan pada saat fase tanaman belum menghasilkan (TBM). Pengukuran lilit batang merupakan parameter yang sering digunakan dalam mengevaluasi pertumbuhan TBM. Pada umumnya pengukuran lilit batang pada saat TBM 1 sampai dengan TBM 3 dilakukan secara sampling, sedangkan pada TBM 4 dan 5 dilakukan secara sensus. Pengukuran lilit batang secara sampling seringkali kurang mencerminkan keadaan tanaman sebenarnya. Hal tersebut disebabkan ada subjektivitas dalam pengambilan sampel. Dampak yang sering terjadi adalah hasil evaluasi TBM 1 – 3 dinilai memiliki lilit batang standar dan keragaan tanaman digolongkan baik bahkan superior. Setelah dilakukan sensus lilit batang pada TBM 4 dan 5, keragaan tanaman hasil penilaian kadang berbalik menjadi kurang baik dan persentase tanaman dengan lilit batang di bawah standar lebih banyak. Metode sensus sejak akhir TBM 1 dimaksudkan untuk mengidentifikasi setiap individu tanaman dan mengetahui kondisi tanaman secara lebih valid. Tanaman yang memiliki laju pertumbuhan kurang baik dapat segera diketahui dan dapat ditindaklanjuti melalui tindakan agronomis secara khusus dan selektif. Melalui tindakan tersebut, keragaan pada tanaman yang awalnya terhambat diharapkan menjadi lebih baik, sehingga persentase tanaman siap sadap semakin ditingkatkan dan waktu buka sadap tidak tertunda.


Downloads

Published

2013-10-08