PELUANG BUDIDAYA ILES-ILES (Amorphophallus spp.) SEBAGAI TANAMAN SELA DI PERKEBUNAN KARET

Authors

  • Elya Afifah
  • Mudita Oktorina
  • Setiono Setiono

DOI:

https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v33i1.48

Keywords:

Iles-iles (Amorphophallus spp.), tanaman sela, perkebunan karet

Abstract

Iles-iles merupakan umbi-umbian yang memiliki potensi ekonomi cukup tinggi. Salah satu negara tujuan ekspor hasil umbi ini adalah Jepang. Jepang membutuhkan tepung atau gaplek iles-iles lebih dari 1.000 ton/tahun. Bagian tanaman iles-iles yang dimanfaatkan adalah umbinya. Salah satu komponen penyusun umbi iles-iles adalah karbohidrat yang terdiri atas pati, glukomanan, serat kasar, dan gula bebas. Glukomanan merupakan serat larut alam (soluble fiber). Umbi iles-iles dimanfaatkan di industri non-pangan. Daerah yang telah membudidayakan tanaman iles-iles dalam skala yang luas adalah Propinsi Jawa Timur di areal konsesi tanaman jati. Kondisi agroklimat tanaman karet yang sudah berumur 4 tahun hampir sama dengan kondisi agroklimat tanaman jati. Oleh karena itu, tanaman iles-iles sesuai untuk ditanam sebagai tanaman sela di lahan perkebunan karet, dan dapat menambah pendapatan petani karet. Mulai umur 4 tahun, areal di bawah tajuk perkebunan karet sudah mulai ternaungi 50%. Hal ini sesuai dengan syarat tumbuh tanaman iles-iles yang mutlak ditanam di bawah naungan minimal 50%. Suhu udara di bawah pohon karet juga optimal untuk tanaman iles-iles (22°C - 30°C). Jika di lahan perkebunan karet dengan populasi 550 pohon per hektar, maka dapat ditanam kurang lebih 5.000 tanaman iles-iles. Umbi yang akan dihasilkan sekitar 10 ton – 15 ton per hektar pada tahun ketiga. Jika umbi dijual segar, petani karet akan memperoleh tambahan penghasilan 25 – 37,5 juta per ha pada tahun ketiga.


Downloads

Published

2014-04-23