https://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/issue/feedJurnal Penelitian Karet2024-06-24T02:18:19+00:00Dr. Radite Tistamajurnal.karet@puslitkaret.co.idOpen Journal Systems<div style="text-align: justify; margin: 0 8px 4px 0;"><strong>JURNAL PENELITIAN KARET</strong> (<em>Indonesian Journal of Natural Rubber Research</em>, p-ISSN 0852-808X ; e-ISSN 2503-0469) is accredited national scientific journal published by Pusat Penelitian Karet (<em>Indonesian Rubber Research Institute</em>) PT. Riset Perkebunan Nusantara, based in Jalan Raya Palembang - Pangkalan Balai KM 29 Sembawa Banyuasin 30953 South Sumatera Indonesia. The objective of the journal is to disseminate innovation of rubber research and development to researcher, practitioners and user of information in general. Contributors on the publication of Jurnal Penelitian Karet are coming from Indonesian Rubber Research Institute and its subsidiary research center and other research and development institutes, government agencies, universities, associations, and industries.</div>https://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/954ANALISIS SISTEM PENGOLAHAN TANAH TERHADAP EMISI CO2 DARI TANAH PADA TANAMAN KARET UMUR 12 TAHUN2024-02-22T02:43:54+00:00Charlos Togi Stevanustogie_stevanus@yahoo.co.idBAKRI BAKRIEmail@gmail.comBudhi SETIAWANEmail@gmail.com<p>Pengolahan tanah di perkebunan karet umumnya dilakukan secara mekanis karena selain cepat, sistem ini juga efektif dalam mengeluarkan perakaran dan kayu pada area penanaman karet. Namun karena biaya penyiapan lahan secara mekanis besar dan adanya larangan metode bakar pada persiapan lahan menyebabkan sebagian besar perkebunan karet rakyat maupun perkebunan karet besar berstatus Hutan Tanaman Industri (HTI) lebih memilih menggunakan penyiapan lahan dengan tanpa olah tanah. Hal ini mempunyai efek terhadap emisi CO2 sebagai penyumbang gas rumah kaca. Tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan pengaruh sistem tanpa olah tanah dan olah tanah terhadap emisi CO2 pada tanaman karet berumur 12 tahun serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2023 di Kebun Pusat Penelitian Karet di tanaman karet tahun tanam 2011. Metode yang digunakan adalah mengukur emisi CO2 pada perlakuan tanpa olah tanah dan olah tanah pada perkebunan karet umur 12 tahun dan menganalisis menggunakan uji-t. Variabel faktor yang mempengaruhi emisi CO2 pada penelitian ini antara lain : C-organik, bobot isi dan kadar air dan dianalisis menggunakan uji korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa emisi CO2 sesaat perlakuan tanpa pengolahan tanah lebih tinggi dan berbeda nyata dibandingkan olah tanah. Hasil uji analisis korelasi menunjukkan bahwa c-organik dan kadar air berkorelasi positif signifikan terhadap emisi CO2, sementara bobot isi nyata berkorelasi negatif signifikan terhadap emisi Co2.</p>2024-06-24T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Charlos Togi Stevanushttps://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/881DISTRIBUSI SPASIAL KESEHATAN TANAMAN KARET MENGGUNAKAN SENTINEL-12023-07-17T03:59:54+00:00Farida Ayufarida.ayu81@ui.ac.idAriq Anggaraksa Riesnandarariq.anggaraksa@ui.ac.idMasita Dwi Mandini Manessamanessa@ui.ac.idSupriatna Supriatnaysupris123@gmail.comRetno LESTARIEmail@gmail.comAlhadi Bustamamalhadi@sci.ui.ac.idDevvi Sarwindadevvi@sci.ui.ac.idCharlos Togi Stevanusetogie_stevanus@yahoo.co.idAnisya Feby Efrianaanisya.feby@ui.ac.id<p>Tanaman karet (Hevea brasiliensis) merupakan komoditas penting yang menjadi sumber pendapatan petani di Indonesia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir perkebunan karet di Indonesia mengalami penurunan mutu dan produksi yang disebabkan oleh penyakit gugur daun Pestalotiopsis sp. Teknologi remote sensing dapat menjadi solusi dalam pemantauan kesehatan tanaman. Kendala tutupan awan dalam pemantauan perkebunan karet menggunakan citra optik menghambat keberlangsungan. Citra Sentinel-1 dilengkapi data Synthetic Aperture Radar (SAR) yang mampu untuk menembus awan. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis distribusi spasial kesehatan tanaman dengan menggunakan multi indeks vegetasi RVI dan NDRVI pada citra Sentinel-1. Hasil penelitian menunjukan bahwa multi indeks vegetasi tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kelas kesehatan tanaman. Faktor noise, panjang gelombang, dan hamburan balik mengindikasikan rendahnya hubungan antar variabel.</p>2024-06-24T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Masita Dwi Mandini Manessa, Ariq Anggaraksa Riesnandar, Supriatna, Alhadi Bustamam, Devvi Sarwinda, Charlos Togi Stevanuse, Farida Ayu, Anisya Feby Efrianahttps://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/891KAJIAN ESTIMASI UMUR TEGAKAN KARET DAN HUBUNGANNYA TERHADAP PRODUKTIVITAS LATEKS MENGGUNAKAN CITRA SENTINEL-2 DAN REGRESI LINIER BERGANDA2024-03-02T14:18:23+00:00Geraldo Nazar Prakarsageraldonp@gmail.comMasita Dwi Mandini Manessamanessa@ui.ac.idSupriatna Supriatnaysupri@sci.ui.ac.idCharlos Togi STEVANUSEmail@gmail.comFarida AYUEmail@gmail.com<p>Provinsi Sumatera Selatan merupakan daerah produksi karet terbesar di Indonesia pada tahun 2021 yaitu sebanyak 870.966 ton. Pusat Penelitian Karet Sembawa merupakan lembaga penelitian yang dapat menghasilkan lateks yang mana tanaman karet (Hevea brasiliensis) merupakan komoditas utama yang diteliti. Umur tegakan merupakan salah satu variabel penting karena dapat memprediksi produktivitas lateks. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan distribusi umur tegakan karet menggunakan data nilai spektral band dan indeks vegetasi serta hubungannya terhadap produktivitas lateks. Penginderaan jauh menggunakan citra optik multispektral Sentinel-2 dapat digunakan untuk mengestimasi umur tegakan karena memberikan informasi dengan efisiensi waktu yang lebih baik serta kemudahan mendapatkan data pada area yang susah untuk dijangkau. Nilai spektral band yang kemudian digabungkan menjadi indeks vegetasi diasumsikan dapat mempresentasikan umur tegakan karena kerapatan atau kehijauan kanopi tegakan karet memiliki variasi nilai yang berbeda antara tegakan yang berumur muda dan tegakan yang berumur tua. Indeks vegetasi yang digunakan adalah Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), Normalized Difference Yellowness Index (NDYI), serta Soil Adjusted Vegetation Index (SAVI). Pemodelan ini dapat dibentuk melalui pendekatan model statistik yang berupa metode regresi linear berganda karena dengan menggunakan lebih banyak variabel, model yang dihasilkan akan lebih akurat dan presisi. Hasil dari pemodelan yang menggunakan pendekatan model statistik berbasis data citra Sentinel-2 memiliki tingkat akurasi lebih baik (RMSE = 4,767 tahun dan R2 = 0,308) dari beberapa penelitian terdahulu.</p>2024-06-24T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Geraldo Nazar Prakarsa, Geraldo Nazar Prakarsa, Masita Dwi Mandini Manessa, Supriatnahttps://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/925PENGUKURAN TINGKAT KESIAPAN TEKNOLOGI (TKT) PENERAPAN ASPAL KARET DI INDONESIA2024-02-22T02:56:23+00:00Henry Prastantohprastanto@gmail.comIllah SAILAHEmail@gmail.comOno SUPARNOEmail@gmail.comMadi HERMADIEmail@gmail.com<p>Salah satu upaya untuk meningkatkan konsumsi domestik karet alam dalam rangka untuk mendongkrak harga karet alam adalah penerapan teknologi aspal karet. Jenis karet alam yang dapat digunakan untuk aditif aspal adalah lateks pekat dan karet padat. Kajian tentang kesiapan penerapan teknologi aspal karet sangatlah penting karena dapat digunakan oleh pemerintah dalam menentukan arah kebijakan penerapan aspal karet di Indonesia. Berdasarkan kajian literatur dan wawancara dengan para peneliti dan praktisi dari produsen aspal karet, dengan menggunakan perangkat pengukuran Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT) maka tampak bahwa kesiapan teknologi aspal karet berbasis lateks pravulkanisasi mencapai TKT 9 yang artinya telah siap untuk diterapkan berdasarkan atas berbagai pertimbangan. Sementara untuk penerapan teknologi aspal karet berbasis karet padat yang telah diolah menjadi vulkanisat karet alam masih pada TKT 6. Dengan demikian upaya untuk melaksanakan penelitian dan pengembangan teknologi aspal karet padat masih sangat dibutuhkan. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk penelitian lebih lanjut adalah terkait formulasi dan proses pengolahan karet alam padat Standard Indonesian Rubber (SIR) 20 yang mudah dicampurkan dalam aspal dan menghasilkan mutu aspal karet yang terbaik.</p>2024-06-24T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Henry Prastantohttps://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/911FORMULASI DAN ANALISIS MUTU SELANG KARET UNTUK DME, LPG, DAN GAS ALAM (LNG)2023-10-02T08:32:13+00:00Adi CIFRIADIEmail@gmail.comAsron Ferdian FALAAHEmail@gmail.comHani Handayanihani.ppkbogor@gmail.comArief RAMADHANEmail@gmail.comRachma FITRIANIEmail@gmail.comIrma Nur FITRIANIEmail@gmail.com<p>Pemerintah Indonesia terus berupaya mencari bahan bakar alternatif untuk rumah tangga dalam rangka mensubstitusi LPG, diantaranya adalah penggunaan DME dan gas<br />alam. Upaya ini dilakukan dalam rangka mengurangi ketergantungan impor LPG dan bahkan menciptakan kemandirian energi, khususnya untuk bahan bakar rumah tangga. Pada saat aplikasi DME dan gas alam sebagai bahan bakar rumah tangga untuk<br />menggantikan LPG maka diperlukan pemastian bahwa aksesoris kompor gas, salah satunya adalah material selang karet yang digunakan tahan terhadap LPG, DME, dan gas alam sesuai persyaratan di dalam SNI 9137:2022 tentang selang karet untuk kompor gas dimetil eter (DME) dan SNI 7213:2014 tentang selang karet untuk kompor gas LPG. Penelitian yang telah dilakukan ini bertujuan untuk melakukan formulasi dan analisis ketahanan kompon selang karet terhadap paparan DME, LPG, dan gas alam. Penelitian ini menggunakan variasi jenis elastomer terdiri dari karet NBR/PVC, CR, dan NBR/PVC blend NR (85/15) serta variasi bahan pengisi carbon black (CB) N330, N550, dan N774. Analisis dan karakterisasi mutu meliputi karakterisasi pematangan, kekerasan, kuat tarik, perpanjangan putus (sebelum dan sesudah pengusangan), uji ketahanan terhadap DME menggunakan gas DME, uji ketahanan terhadap LPG menggunakan gas LPG, dan uji ketahanan terhadap gas alam menggunakan cairan n-pentana. Sebanyak 3 (tiga) formula kompon bagian luar (cover) telah dibuat dan hasilnya semua formula telah memenuhi persyaratan SNI yang diacu. Sementara itu sebanyak 6 (enam) buah formula kompon selang bagian dalam (lining) telah berhasil dibuat dan hasilnya menunjukkan bahwa sebanyak 4 (empat) dari 6 (enam) formula yang dibuat telah memenuhi persyaratan mutu selang karet sesuai SNI yang diacu. Sementara itu, 2 (dua) formula yang lainnya masih belum memenuhi persyaratan yaitu formula NBR1 untuk persen penambahan massa (cairan terserap) setelah direndam dalam n-pentana dan formula NBR/NR2 untuk parameter perubahan perpanjangan putus setelah pengusangan.</p>2024-06-24T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Hani Handayanihttps://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/890PENGGUNAAN KOMPATIBILISER KARET ALAM EPOKSIDASI (ENR) PADA KOMPON TELAPAK BAN RAMAH LINGKUNGAN2023-11-19T06:10:38+00:00Muhammad Irfan Fathurrohmanirfanirri@gmail.comNorma Arisanti Kinasihnorma.kinasih@puslitkaret.co.idSanti Puspitasarisanti.puspitasari.ppk@gmail.comDewi Kusuma Artidewikusuma.psu@gmail.com<p>Formulasi kompon telapak ban perlu dilakukan untuk mengoptimalkan kinerja ban ramah lingkungan (ban ECO). Formulasi telapak ban dilakukan pada karet non-polar berbahan pengisi silika dengan dan atau tanpa menggunakan kompatibiliser karet alam terepoksidasi (ENR). Penggunaan kompatibiliser ENR pada telapak ban ECO mampu meningkatkan dispersi bahan pengisi, yang ditandai dengan menurunnya nilai payne effect kompon B. Dispersi bahan pengisi yang baik lebih lanjut dapat meningkatkan interaksi fisik antar bahan pengisi dan bahan pengisi karet, karakteristik pematangan, kuat tarik, ketahanan kikis, dan cengkraman basah vulkanisat telapak ban ECO. Namun, sedikit menurukan interaksi kimia bahan pengisi-karet sehingga menurunkan apparent crosslink density kekerasan, young modulus, perpanjangan putus, dan ketahanan sobek dan meningkatkan ketahanan gelinding vulkanisat telapak ban ECO B. Maka formula kompon B perlu ditingkatkan untuk meningkatkan sifat mekanik vulkanisat dan efesiensi bahan bakar kendaraan. </p>2024-06-24T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Norma Arisanti Kinasih, Muhammad Irfan Fathurrohman, Santi Puspitasari, Dewi Kusuma Artihttps://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/888ANALISIS PERUBAHAN STRUKTUR BIAYA DAN KEBUTUHAN TENAGA KERJA PADA PENERAPAN SISTEM SADAP FREKUENSI RENDAH DI PERUSAHAAN PERKEBUNAN KARET, SUMATERA UTARA2023-09-12T02:08:44+00:00LINDAWATI LINDAWATIEmail@gmail.comIif Rahmat Fauzigoip.43@gmail.comRadite TISTAMAEmail@gmail.comATMININGSIH ATMININGSIHEmail@gmail.com<p>Rendahnya harga dan terbatasnya jumlah tenaga penyadap terampil merupakan masalah utama yang dihadapi perusahaan perkebunan karet saat ini. Penerapan sistem sadap frekuensi rendah adalah salah satu strategi yang dilakukan untuk menghadapi masalah tersebut. Sistem sadap frekuensi rendah adalah konsep manajemen penyadapan yang berorientasi pada rendahnya kebutuhan biaya dan tenaga kerja penyadapan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur biaya dan kebutuhan tenaga kerja pada penerapan sistem sadap frekuensi rendah. Penelitian dilakukan dengan metode explanatory research melalui observasi lapangan, studi literatur, dan simulasi data. Analisis anggaran parsial dilakukan untuk melihat kelayakan finansial perubahan sistem sadap dari sistem sadap konvensional d3 ke sistem sadap frekuensi rendah d4, d5, dan d6. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan sistem sadap frekuensi rendah d4, d5, d6 menyebabkan penurunan biaya tenaga penyadap masing-masing sebesar 25%, 40%, dan 50%. Sebaliknya, untuk mengantisipasi penurunan produksi akibat berkurangnya hari sadap efektif maka terjadi kenaikan biaya stimulansia masing-masing sebesar 18%, 23% dan 43%. Total biaya produksi akibat perubahan sistem sadap d3 ke sistem sadap d4, d5, d6 berkurang masing-masing 22%, 35%, dan 57%. Perubahan struktur biaya lebih disebabkan oleh perubahan jumlah HK akibat penurunan kebutuhan HK penyadap dan kenaikan kebutuhan HK stimulansia. Penerapan sistem sadap dari d3 ke d4, d5, d6 mengakibatkan perubahan tingkat kelayakan finansial usaha dari nilai RCR sebesar 1,39 menjadi masing-masing sebesar 1,20; 1,08; dan 0,90. Penerapan sistem sadap frekuensi rendah masih cenderung dinamis dan lebih merupakan program penurunan biaya yang bertujuan untuk mempertahankan kondisi finansial perusahaan dalam jangka pendek. Sebagai rencana strategis, penerapan sistem sadap frekuensi rendah bertujuan untuk mengantisipasi masalah kelangkaan tenaga penyadap terampil dalam jangka panjang agar perusahaan perkebunan karet tetap berada dalam posisi yang kompetitif.</p>2024-06-24T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 IIF RAHMAT FAUZIhttps://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/994FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETIMPANGAN PENDAPATAN PETANI KARET DI KABUPATEN BANYUASIN, SUMATERA SELATAN2024-05-08T00:32:28+00:00Iman Satra NUGRAHAimansatranugraha16@gmail.comMirza ANTONIEmail@gmail.comDessy ADRIANIEmail@gmail.com<p>Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketimpangan pendapatan petani karet di Kabupaten Banyuasin. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Data yang diperoleh berasal dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari metode wawancara kepada responden, sedangkan data sekunder dari studi literatur. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2023 dengan menggunakan sebanyak 255 responden yang berasal dari 17 desa dan masing-masing desa diambil sebanyak 15 responden. Pemilihan responden dilakukan secara acak sederhana. Analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa sebaran umur petani karet mayoritas masih termasuk usia produktif dan hanya 5% yang melebih usia non produktif. Tingkat pendapatan petani karet rata-rata per bulan sebesar Rp 3.071.361. Sedangkan berdasarkan analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa semua variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap tingkat ketimpangan pendapatan petani karet dengan nilai P-Value 0,029. Sedangkan berdasarkan uji t dapat dilihat bahwa terdapat 3 dari 6 variabel yang signifikan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi ketimpangan pendapatan petani karet pada taraf nyata 5%. Variable yang berpengaruh signifikan tersebut adalah jumlah anggota dalam keluarga, produksi karet serta harga karet. </p>2024-06-24T00:00:00+00:00Copyright (c) 2024 Iman Satra Nugraha