Jurnal Penelitian Karet
https://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk
<div style="text-align: justify; margin: 0 8px 4px 0;"><strong>JURNAL PENELITIAN KARET</strong> (<em>Indonesian Journal of Natural Rubber Research</em>, p-ISSN 0852-808X ; e-ISSN 2503-0469) is accredited national scientific journal published by Pusat Penelitian Karet (<em>Indonesian Rubber Research Institute</em>) PT. Riset Perkebunan Nusantara, based in Jalan Raya Palembang - Pangkalan Balai KM 29 Sembawa Banyuasin 30953 South Sumatera Indonesia. The objective of the journal is to disseminate innovation of rubber research and development to researcher, practitioners and user of information in general. Contributors on the publication of Jurnal Penelitian Karet are coming from Indonesian Rubber Research Institute and its subsidiary research center and other research and development institutes, government agencies, universities, associations, and industries.</div>Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantaraen-USJurnal Penelitian Karet0852-808X<p>Submission of a original research article in Jurnal Penelitian Karet implies that the submitted  manuscript has not been published in any scientific journal (except being part of the abstract, thesis, or report). The submitted manuscript also is not under consideration for publication elsewhere. All co-authors involve in the publication of the manuscript should give their approval.</p><p>Once, the manuscript is accepted and then published in Jurnal penelitian Karet, <strong>the Author(s) keep hold the copyright and retain publishing right without restrictions</strong>.</p><p>Author(s) and Jurnal Penelitian Karet users are allowed to multiply the published manuscript. The journal users are also permissible to share the published manuscript with an acknowledgement to the Author(s). The Editorial Boards suggest that the Authors should manage patent before publishing their new inventions.</p>MODEL ALOMETRIK UNTUK PENDUGAAN LUAS DAUN KARET
https://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/940
<p>Metode yang praktis, cepat, dan tidak merusak sampel sangat diperlukan dalam mengukur luas daun karet. Luas daun karet merupakan salah satu parameter pertumbuhan tanaman yang diperlukan untuk melakukan analisis pertumbuhan dan proses fisiologis tanaman termasuk laju fotosintesis dan transpirasi. Salah satu metode non-destruktif yang banyak digunakan untuk memperkirakan luas daun adalah metode persamaan alometrik menggunakan perhitungan regresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai koefisien daun (k) untuk memprediksi luas daun karet klon IRR 112. Penelitian ini dilakukan dari Juli hingga Agustus 2021 di Pusat Penelitian Karet, Sembawa, Sumatera Selatan, Indonesia. Pengukuran luas daun dilakukan dengan metode gravimetri. Hasil penelitian kemudian digunakan untuk menentukan koefisien daun (k) menggunakan data panjang dan lebar daun. Kalibrasi dan validasi dilakukan dengan menggunakan parameter goodness of match (GOM), koefisien korelasi Pearson (R), koefisien determinasi (R2), dan root mean square error (RMSE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai k untuk klon karet IRR 112 masing-masing adalah 0,622. Selanjutnya, validasi model menunjukkan bahwa nilai GOM, R, dan R2 berada di atas 0,98 serta RMSE sekitar 1,7 cm2. Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa model ini cukup akurat untuk memprediksi luas daun dari data panjang dan lebar daun.</p>Andi Nur Cahyo
Copyright (c) 2024 Andi Nur Cahyo
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-06-302025-06-3011010.22302/ppk.jpk.v43i1.940RESPON BIBIT TANAMAN KARET DALAM ROOT TRAINER TERHADAP PEMBERIAN PUPUK DAUN GLOW GREEN
https://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/969
<p>Bibit tanaman karet yang berkualitas merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan usaha perkebunan karet. Kualitas bibit tanaman karet dalam root trainer dapat ditingkatkan dengan pemberian pupuk anorganik cair melalui daun seperti Glow Green. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk Glow Green terhadap pertumbuhan tanaman karet pada pembibitan root trainer. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan Unit Riset Bogor-Getas, Salatiga, Jawa Tengah pada bulan April sampai Oktober 2021. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok yang terdiri atas 8 perlakuan dengan 4 ulangan. Perlakuan terdiri atas kontrol tanpa pemupukan, pupuk akar setiap 2 minggu, pupuk Glow Green (setiap 1 dan 2 minggu), dan kombinasi pupuk Glow Green (setiap 1, 2, 3, dan 4 minggu) dengan pupuk akar setiap 4 minggu. Pemberian Glow Green pada semua frekuensi pemupukan dapat mengurangi frekuensi pemupukan akar menjadi 4 minggu dengan pertumbuhan tinggi tanaman, diameter batang, dan bobot basah serta kering tanaman yang tidak berbeda nyata dibandingkan perlakuan pupuk akar setiap 2 minggu. Perlakuan pupuk akar setiap 4 minggu dengan Glow Green setiap 1 atau 2 minggu menunjukkan kandungan hara N dan K daun yang tidak berbeda nyata terhadap perlakuan pupuk akar setiap 2 minggu. Perlakuan pupuk akar setiap 4 minggu dengan Glow Green setiap 3 minggu menunjukkan efektivitas agronomi relatif tertinggi (RAE 138%) dengan biaya pemupukan yang lebih rendah dibandingkan pupuk akar setiap 2 minggu.</p>Riko Cahya PutraImam Susetyo
Copyright (c) 2025 Riko Cahya Putra, Imam Susetyo
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-06-302025-06-30112410.22302/ppk.jpk.v43i1.969 PEMANFAATAN BIODIESEL-EMULSI AIR SEBAGAI BAHAN BAKAR PENGERINGAN KARET REMAH
https://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/949
<p>Emulsi biodiesel-air dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif untuk pengeringan karet remah. Biodiesel yang digunakan merupakan campuran 70% solar dan 30% FAME (B30) serta campuran 60% solar dan 40% Fatty Acid Methyl Ester (FAME) (B40) dari minyak sawit mentah (CPO). Potensi penggunaan biodiesel untuk pengeringan karet remah tidak kurang dari 90-120 juta liter per tahunnya. Namun penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar pengeringan remah karet masih perlu dikaji karena banyak mengandung NOx dan PM (partikel) yang berpotensi menurunkan kualitas karet.Penggunaan air dimaksudkan untuk ditingkatkan penghematan bahan bakar dan meminimalkan emisi Nitrogen Oksida (NOx) dan partikel udara yang berpotensi menurunkan kualitas karet. Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu untuk membuat emulsi minyak-air solar dengan menggunakan surfaktan, maka pada penelitian ini dikembangkan metode preparasi emulsi biodiesel B30-air dan emulsi biodiesel B40-air dengan menggunakan campuran surfaktan Span 80 dan Tween 80, dengan rasio antara biodiesel dan air yaitu 90:10 (v/v). Emulsi biodiesel-air yang homogen dan stabil yaitu emulsi B30-air dan B40-air diperoleh dengan menambahkan emulsifier 5% yang terdiri dari campuran Span 80 dan Tween 80 sebagai surfaktan sehingga membentuk emulsi B30-air dan B40-air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Biodiesel B30-emulsi air dan emulsi B40-air dengan kadar air 10% dapat disintesis menggunakan kombinasi surfaktan SPAN 80 dan TWEEN 80 sebanyak 5% dengan cara diaduk menggunakan mixer kecepatan tinggi (23.000 rpm) selama 1-2 menit hingga menghasilkan emulsi yang stabil lebih dari 30 hari (untuk emulsi air B30) dan sampai dengan 5 hari (untuk emulsi air B40) untuk pengeringan 130 - 135ºC. Untuk emulsi B30-air dan B40-air dengan kadar air 10% layak digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengeringan karet remah. Kualitas karet remah kering yang dihasilkan memenuhi standar persyaratan sesuai SNI 1903:2017.</p>Sherly HanifariantyHani HandayaniAsron Ferdian FalaahDadi Rosadi MaspangerWoro AndrianiObie FarobieMeika Syahbana Rusli
Copyright (c) 2025 Sherly Hanifarianty, Hani Handayani, Asron Ferdian Falaah, Dadi Rosadi Maspanger, Woro Andriani, Obie Farobie, Meika Syahbana Rusli
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-06-302025-06-30253410.22302/ppk.jpk.v43i1.949KAJIAN PROSES KOAGULASI LATEKS KARET ALAM SECARA TERMAL MEMBENTUK PRODUK PADAT CACAHAN
https://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/945
<p>Karet alam adalah salah satu komoditi perkebunan yang memiliki peranan penting dalam hal perekonomian negara. Karet merupakan salah satu sumber daya alam hayati yang sangat potensial dan berlimpah di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh termal koagulan terhadap proses koagulasi, waktu koagulasi, laju kalor yang digunakan untuk termal koagulan, dan analisis termal koagulan. Terdapat 2 termal koagulan yang digunakan yaitu termal koagulan secara tradisional (TKT) dengan menggunakan kayu bakar dan termal koagulan secara modern (TKM) dengan menggunakan oven laboratorium. Termal koagulan dilakukan dengan variasi berat lateks 0,5 kg, 0,75 kg, 1 kg, 1,25 kg, dan 1,5 kg pada temperatur TKT api sedang 600C – 1000C, temperatur api besar 1100C–1500C dan temperatur TKM 1450C. Hasil penelitian diperoleh termal koagulan dapat menggumpalkan lateks. Termal koagulan diperoleh waktu termal TKT lebih cepat dibandingkan dengan TKM. Kalor yang dihasilkan untuk TKM lebih besar dari kalor yang dihasilkan oleh TKT, dan semakin besar variasi berat lateks, semakin banyak kalor yang dihasilkan untuk koagulan termal. Laju kalor TKM lebih tinggi dibandingkan dengan laju kalor TKT, dan semakin besar nilai variasi berat lateks maka semakin rendah pemanasan yang dihasilkan. Koagulasi termal ini dapat membantu masyarakat petani karet untuk menggumpalkan lateks secara lebih ekonomis dan efisien, dan bahwa termal koagulan ini mengarah pada produksi karet sebagai bahan baku yang disimpan dalam bentuk padat untuk proses depolimerisasi dengan pirolisis menjadi bentuk hidrokarbon terbarukan.</p>Feerzet AchmadYusril Mahendra SimbolonKristomi Yahya SinagaReni YuniartiYazid Bindar
Copyright (c) 2025 Feerzet Achmad, Yusril Mahendra Simbolon, Kristomi Yahya Sinaga, Reni Yuniarti, Yazid Bindar
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-06-302025-06-3010.22302/ppk.jpk.v43i1.945PENGARUH JENIS ASAM SEBAGAI KOAGULAN ALAMI TERHADAP KARAKTERISTIK KARET KLON GT 1
https://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/948
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh koagulan alami (lemon, jeruk bali, dan asam jawa) serta koagulan kimia (asam formiat) terhadap karakteristik karet Klon GT 1. Koagulan alami diekstrak dan disaring untuk meminimalkan kandungan bulir dan kotoran sebelum diaplikasikan ke dalam lateks dengan rasio berat 1:2, sedangkan konsentrasi asam formiat yang digunakan adalah 2%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu koagulasi menggunakan koagulan alami lebih cepat dibandingkan koagulan kimia, dengan lemon menghasilkan dry rubber content (DRC) tertinggi. Analisis plastisitas karet menunjukkan adanya variasi antara jenis koagulan, di mana jeruk bali memiliki nilai plastisitas awal (Po) tertinggi. Meskipun kadar abu pada karet yang dihasilkan oleh koagulan alami lebih tinggi, kadar kotorannya lebih rendah dibandingkan dengan koagulan kimia, khususnya asam formiat. Walaupun biaya produksi menggunakan koagulan alami lebih tinggi akibat faktor musiman dan proses pra-perlakuan, karet yang dihasilkan, terutama dari jeruk bali, memiliki karakteristik yang jauh lebih unggul dibandingkan dengan karet yang dihasilkan menggunakan koagulan kimia. Penelitian ini menyimpulkan bahwa koagulan alami berpotensi menjadi alternatif efektif untuk meningkatkan kualitas lateks Klon GT 1, serta memberikan wawasan bagi industri karet dalam memilih metode koagulasi yang lebih berkelanjutan dan berkualitas tinggi.</p>Feerzet AchmadDeviany DevianyNur Indah SimbolonLufi Eka MahendraTiti MarlinaAkhlatul QorimahSuhartono SuhartonoSuharto Suharto
Copyright (c) 2025 Feerzet Achmad, Deviany, Nur Indah Simbolon, Lufi Eka Mahendra, Titi Marlina, Akhlatul Qorimah, Suhartono, Suharto
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-06-302025-06-30516410.22302/ppk.jpk.v43i1.948KAJIAN EKONOMI APLIKASI STIMULANSIA DENGAN METODE PANEL APPLICATION DAN GROOVE APPLICATION
https://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/972
<p>Dalam mempertahankan eksistensi usahatani karet akibat fluktuasi harga jual sangat dibutuhkan dukungan, baik dari teknologi budidaya maupun kebijakan manajemen dan finansial yang terus berkembang guna meningkatkan daya saing produk karet. Salah satu solusi yang diberikan yaitu peningkatan produktivitas melalui aplikasi stimulan yang efektif dan efisien sehingga dapat menekan harga pokok. Teknik aplikasi stimulan cair yang umum digunakan yaitu panel application dan groove application. Beberapa pakar penyadapan menilai groove application lebih efektif meningkatkan produktivitas dibanding panel application namun dengan biaya aplikasi yang lebih tinggi. Tujuan penelitian ini yaitu melakukan kajian ekonomi antara teknik panel application dan groove application untuk mengetahui apakah peningkatan produktivitas yang ada dapat menutup margin biaya yang ditimbulkan. Metode aplikasi stimulan yang digunakan adalah panel application (Pa) dan grove application (Ga) dengan perlakuan sebagai berikut: A = S/2 d3.ET2,5%.Pa.2w (kontrol); B = S/2 d3.ET2,5%.Pa.10d; C = S/2 d3.ET3,3%.Pa.2w; D = S/2 d3.ET3,3%.Pa.10d; E = S/2 d3.ET2,5%.Ga.2w. Metode analisis finansial yang digunakan yaitu analisis biaya, penerimaan (revenue), pendapatan (benefit), R/C ratio, dan IBCR (Incremental Benefit Cost Ratio). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi stimulansia dengan konsentrasi dan frekuensi yang sama (2,5% 2/m) menggunakan metode groove application menghasilkan produktivitas, penerimaan, pendapatan, dan R/C ratio lebih tinggi dibandingkan dengan metode panel application. Produktivitas pada perlakuan panel application dapat lebih tinggi dibandingkan groove application jika konsentrasi dan frekuensi stimulan dinaikkan tetapi upaya tersebut kurang efisien. Nilai IBCR pada metode groove application (E=1,63) juga lebih tinggi dibandingkan pada metode panel application (B=0,49; C=1,59; D=1,37), artinya biaya yang lebih tinggi pada metode groove application dapat ditutup dengan peningkatan produktivitas dan menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi.</p>Nofitri Dewi RinojatiAkhmad roufYoga Bagus Setya Aji
Copyright (c) 2025 Nofitri Dewi Rinojati
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-06-302025-06-30657410.22302/ppk.jpk.v43i1.972MODEL NILAI SISTEM AGRIBISNIS PETANI KARET RAKYAT DI KABUPATEN LANGKAT
https://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/981
<p>Indonesia memiliki luas perkebunan karet yang mencapai 3.676.000 ha, menjadikannya negara dengan lahan perkebunan karet terluas di dunia. Namun, Indonesia masih berada di peringkat kedua sebagai produsen karet alam dunia setelah Thailand. Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, memiliki potensi besar dalam pengembangan pertanian, termasuk karet. Namun, pertumbuhan produksi sawit yang pesat di Kabupaten Langkat mengancam keberlanjutan sektor karet dan dampaknya terhadap ekosistem lokal. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan Model Nilai Sistem Agribisnis Petani Karet Rakyat di Kabupaten Langkat. Metode penelitian meliputi analisis Multidimensional Scaling (MDS) untuk mengevaluasi potensi karet agroekonomi dan analisis Multidimensional Scaling – Rapfish (MDS-Rapfish) untuk menilai keberlanjutan agribisnis karet alam pada subsistem input, on-farm, off-farm, output, dan penunjang. Structural Equation Modelling-Partial Least Squares (SEM-PLS) digunakan untuk menganalisis hubungan antara faktor indeks keberlanjutan dan sistem agribisnis karet alam yakni dimensi ekonomi dan sosial, dimensi ekologi serta teknologi dan infrastruktur. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor ekonomi dan sosial memiliki tingkat keberlanjutan yang cukup tinggi (koefisien 0,597 dan p < 0,001), sementara faktor ekologi menunjukkan hubungan negatif yang signifikan terhadap keberlanjutan (koefisien -0,376 dan p < 0,001). Teknologi dan infrastruktur menunjukkan tingkat keberlanjutan yang rendah, dengan koefisien 0,110 dan p = 0,263 untuk teknologi.. Selain itu, dimensi agribisnis, termasuk subsistem input, output, onfarm, offfarm, dan penunjang, juga menunjukkan tingkat keberlanjutan yang kurang memadai. Perlu upaya lebih lanjut dalam pengembangan pertanian karet yang berkelanjutan di Kabupaten Langkat, termasuk perbaikan praktik pertanian, investasi dalam teknologi ramah lingkungan, dan peningkatan infrastruktur dan layanan penunjang</p>Plawer Arimbi PakpahanIIF RAHMAT FAUZIYusniar LubisSyahbudin HasibuanAkbar SiregatTumpal H.S. Siregar
Copyright (c) 2025 Plawer Arimbi Pakpahan, IIF RAHMAT FAUZI, Yusniar Lubis, Syahbudin Hasibuan
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-06-302025-06-30758810.22302/ppk.jpk.v43i1.981TATA KELOLA RANTAI NILAI GLOBAL KARET ALAM DI PROVINSI JAMBI
https://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/jpk/article/view/1159
<p>Pengembangan rantai nilai karet alam Indonesia masih dihadapkan pada berbagai permasalahan dan memberikan dampak kepada berbagai aktor yang terlibat di sepanjang rantai nilai. Penelitian ini memberikan gambaran mengenai struktur tata kelola rantai nilai karet alam di Provinsi Jambi sebagai salah satu provinsi penghasil karet utama di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data dari kegiatan survei terhadap 118 aktor yang terlibat di dalam rantai nilai karet meliputi 100 orang petani, 11 orang pedagang perantara, 4 orang pengurus pasar lelang/UPPB, dan 3 orang mewakili pabrik karet remah. Analisis data menggunakan analisis pemetaan dan tata kelola rantai nilai. Hasil studi menunjukkan bahwa rantai nilai karet alam di Provinsi Jambi melibatkan beberapa aktor yaitu petani, pasar lelang/ UPPB, pedagang kecil, pedagang besar, pabrik karet remah, eksportir, dan konsumen akhir. Setiap aktor di sepanjang rantai nilai memiliki aktivitas dan menghasilkan produk yang berbeda yang memberikan nilai tambah. Selanjutnya, hasil analisis tata kelola menunjukkan bahwa tata kelola rantai nilai karet alam dikategorikan sebagai tata kelola market dengan kompleksitas informasi rendah, kodifikasi informasi dan kapabilitas pemasok yang tinggi. Hasil studi ini menggarisbawahi perlunya dukungan kelembagaan dan intervensi kebijakan yang lebih baik untuk bergerak menuju tata kelola rantai nilai yang lebih terintegrasi dan inklusif di Provinsi Jambi.</p>Dwi Shinta AgustinaRita NurmalinaAnna FariyantiBurhanuddin Burhanuddin
Copyright (c) 2025 Dwi Shinta Agustina, MSc, Rita Nurmalina, Anna Fariyanti, Burhanuddin Burhanuddin
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-06-302025-06-308910410.22302/ppk.jpk.v43i1.1159