Warta Perkaretan https://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/wartaperkaretan <div style="text-align: justify; margin: 0 8px 4px 0;"> <p><img src="blob:https://ejournal.puslitkaret.co.id/59f91b63-12a6-4d58-91aa-1fd974aeeeeb" alt="" /><strong>Warta Perkaretan</strong> (<em>Rubber News</em>, p-ISSN : 0216-6062 ; e-ISSN : 2503-5207) is accredited national scientific journal published by <a href="http://www.puslitkaret.co.id/">Pusat Penelitian Karet (<em>Indonesian Rubber Research Institute</em>)</a> PT. Riset Perkebunan Nusantara, based in Jalan Salak Nomor 1 Bogor 16151 West Java Indonesia. The journal aims to disseminate rubber research innovation to researchers, practitioners, and users of information in general. Contributed papers include original research and review articles. Warta Perkaretan's Contributions come from the Indonesian Rubber Research Institute and its subsidiary research center, as well as other research and development institutes, government agencies, universities, associations, and industries.</p> </div> Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara en-US Warta Perkaretan 0216-6062 Submission of a original research or review articles in Warta Perkaretan implies that the submitted  manuscript has not been published in any scientific journal (except being part of the abstract, thesis, or report). The submitted manuscript also is not under consideration for publication elsewhere. All co-authors involve in the publication of the manuscript should give their approval. Once, the manuscript is accepted and then published in Warta Perkaretan, the Author(s) keep hold the copyright and retain publishing right without restrictions. Author(s) and Warta Perkaretan users are allowed to multiply the published manuscript as long as not for commercial purposes. The journal users are also permissible to share the published manuscript with an acknowledgement to the Author(s). The Editorial Boards suggest that the Authors should manage patent before publishing their new inventions. HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN DAN ALIRAN LATEKS TERHADAP PRODUKSI KARET PADA AWAL MUSIM GUGUR DAUN ALAMI https://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/wartaperkaretan/article/view/1134 <p>Faktor internal yang berpengaruh terhadap produksi karet adalah kadar karet kering (KKK), indeks penyumbatan dan kondisi kanopi tanaman karet sedangkan faktor eksternal kondisi lingkungan seperti kadar air tanah dan kelembaban nisbi, serta interaksi kedua faktor tersebut. Dinamika perubahan musim berpengaruh terhadap produksi karet. Penelitian observasi ini bertujuan mengkaji hubungan antara faktor-faktor yang mempengaruhi produksi karet pada awal musim gugur daun alami. Pengamatan dilaksanakan selama satu bulan menjelang gugur alami pada bulan Juli 2023, di Kebun Percobaan Sembawa, Sumatera Selatan. Kondisi tanaman karet selama pengamatan mulai periode gugur alami dan sedang terpapar oleh penyakit gugur daun sekunder. Tiga jenis klon karet yang diobservasi termasuk ke dalam kelompok klon metabolisme medium yaitu IRR 112, IIR 118 dan BPM 107, tahun tanam 2010, dengan posisi sadapan di B0-2. Parameter yang diamati meliputi indeks penyumbatan, KKK, luas kanopi dan kelembaban nisbi. Data yang diperoleh dianalisis korelasi dan regresi antar parameter tersebut. Indeks penyumbatan berkorelasi nyata dengan produksi karet, sedangkan KKK tidak nyata korelasinya dengan produksi karet. Indeks penyumbatan berkorelasi positif dengan KKK, yaitu semakin meningkat KKK menyebabkan aliran lateks lebih pendek. Luas kanopi berpengaruh terhadap peningkatan KKK tetapi kurang berpengaruh terhadap lamanya aliran lateks. Pada awal musim kemarau dan tanaman terpapar penyakit daun, kelembaban nisbi berkorelasi negatif dengan KKK dan luas kanopi.</p> Radite Tistama Muhammad Danu Hasbunallah Copyright (c) 2025 radite radite tistama https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-06-27 2025-06-27 44 1 1 18 10.22302/ppk.wp.v44i1.1134 PENGARUH JENIS PELARUT TERHADAP MODIFIKASI SELULOSA BAKTERI DENGAN SILANE Si69 SEBAGAI FILLER KARET ALAM https://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/wartaperkaretan/article/view/1110 <p>Karet alam banyak digunakan dalam berbagai industri, namun membutuhkan <em>filler</em> untuk meningkatkan sifat mekanik dan ketahanannya. <em>Filler</em> konvensional seperti karbon hitam dan silika memiliki kelemahan terkait dampak lingkungan dan berat jenis yang tinggi, sehingga diperlukan alternatif yang lebih ramah lingkungan. Selulosa bakteri merupakan kandidat potensial berkat kemurnian tinggi, kekuatan mekanik yang baik, dan sifat biodegradabilitasnya. Namun, perbedaan polaritas antara selulosa bakteri yang hidrofilik dan karet alam yang hidrofobik menjadi tantangan dalam aplikasinya, sehingga diperlukan modifikasi permukaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi modifikasi selulosa bakteri menggunakan <em>silane coupling agent</em> Si69 dengan dua jenis pelarut, yaitu N,N-dimethylacetamide (DMAc) dan etanol, serta mengevaluasi efek variasi rasio selulosa bakteri terhadap silane (1/2, 1/4, 1/6, dan 1/8). Proses modifikasi dilakukan dengan mereaksikan selulosa bakteri dan silane dalam pelarut yang dipilih, kemudian hasilnya dikarakterisasi menggunakan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) dan X-Ray Fluorescence (XRF). Hasil FTIR menunjukkan kemunculan puncak baru pada 1242 cm⁻¹ (gugus Si–O–Si) dan 688 cm⁻¹ (gugus S–S atau C–S), sedangkan analisis XRF mengkonfirmasi keberadaan unsur silikon (Si) dan sulfur (S) pada selulosa bakteri yang telah dimodifikasi. Modifikasi dengan pelarut DMAc menghasilkan kandungan silikon dan sulfur yang lebih tinggi dibandingkan etanol, menunjukkan efektivitas modifikasi yang lebih baik. Formula optimum diperoleh pada rasio 1/8 BC/Si69 (DMAc). Studi ini memberikan dasar untuk pengembangan <em>filler</em> berbasis selulosa bakteri yang lebih kompatibel untuk aplikasi karet karet.</p> Mili Purbaya Copyright (c) 2025 Mili Purbaya https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-06-27 2025-06-27 44 1 19 30 10.22302/ppk.wp.v44i1.1110 POTENSI KARET ALAM SEBAGAI BAHAN LEM : STUDI KINERJA DAN FORMULASI https://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/wartaperkaretan/article/view/1128 <p>Karet alam merupakan komoditas perkebunan utama di Indonesia yang memberikan kontribusi signifikan terhadap devisa negara dan penyediaan lapangan kerja. Pada tahun 2022, total produksi karet alam Indonesia mencapai 3,13 juta ton. Namun, sebagian besar produksi karet alam Indonesia di ekspor dalam bentuk karet mentah, sementara konsumsi karet alam di dalam negeri hanya sebesar 20% dari total karet alam yang di produksi. Untuk meningkatkan konsumsi domestik, diperlukan upaya diversifikasi produk, salah satunya dengan memanfaatkan karet alam sebagai bahan baku lem. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi karet alam sebagai bahan lem alami melalui uji kualitatif. Lem yang dibuat telah diuji waktu rekat terhadap material seperti kertas, kain, busa, dan kayu, serta ketahanan terhadap beban tarik. Pada pengujian waktu rekat lem menunjukkan bahwa lem formulasi II dengan fomula II-H (70% lateks pekat : 30% pengental) dan I (60% lateks pekat : 30% pengental : 10% resin) memiliki daya adhesi lebih baik dibanding formula lainnya. Sedangkan, pada pengujian ketahanan beban, lem karet alam (formula II-H) hanya dapat menahan beban sebesar 44 kg, sedangkan lem sintetis jenis PVAC dapat menahan beban hingga lebih dari 50 kg. Temuan ini menunjukkan bahwa karet alam memiliki potensi sebagai bahan lem alami, meskipun perlu pengembangan lebih lanjut untuk meningkatkan kekuatan dan kestabilan adhesinya agar mampu bersaing dengan lem sintetis.</p> Dina Eka Pranata Mili Purbaya Andi Wijaya Copyright (c) 2025 Dina Eka Pranata, Mili Purbaya, Andi Wijaya https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-06-27 2025-06-27 44 1 31 42 10.22302/ppk.wp.v44i1.1128 ANALISIS KETIMPANGAN PENDAPATAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN PETANI KARET DI KECAMATAN BANYUASIN III KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN https://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/wartaperkaretan/article/view/1065 <p>Perkebunan karet merupakan salah satu komoditas utama Provinsi Sumatera Selatan, dengan produksi terbesar di Indonesia, di mana 90% dihasilkan oleh petani karet rakyat. Selain itu, komoditas karet juga menyumbang devisa negara sebesar 109 triliun pada tahun 2021. Harga karet yang tidak stabil berdampak pada pendapatan petani karet rakyat. Pendapatan yang berfluktuasi menyebabkan distribusi pendapatan petani menjadi tidak stabil, sehingga mempengaruhi kemampuan petani dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. Penelitian diperlukan untuk mengukur ketimpangan pendapatan terhadap tingkat kemiskinan di Kecamatan Banyuasin III. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2023 di Kecamatan Banyuasin III dengan menggunakan 42 petani sampel dari 4 Desa. Lokasi pengambilan sampel sengaja dipilih dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Banyuasin III merupakan salah satu penghasil karet di Kabupaten Banyuasin. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner, dan pengolahan data dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan analisis rasio Gini untuk melihat tingkat ketimpangan pendapatan, sedangkan tingkat kemiskinan dinilai dengan menyamakan total pengeluaran petani sampel dengan beras. Karakteristik petani karet menunjukkan bahwa sebagian besar berpendidikan sekolah dasar, yaitu sebesar 55%, sementara sisanya tersebar di tingkat sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas. Mayoritas petani berusia 46-55 tahun, yaitu sebesar 36%. Berdasarkan temuan penelitian, tingkat ketimpangan di antara para petani karet masih tergolong rendah, dengan rasio Gini sebesar 0,29. Namun, jika dilihat dari garis kemiskinan, masih terdapat petani yang masuk dalam kategori paling miskin 5%, sangat miskin 2%, miskin 7% dan tidak miskin 86%. Upaya yang perlu dilakukan untuk menjaga ketimpangan pendapatan petani adalah menciptakan pasar yang transparan dan efisien, hilirisasi produk dan adanya dukungan dari para stakeholder.</p> Iman Satra Nugraha Hajar Asywadi Aprizal Alamsyah Lina Fatayati Syarifa Mirza Antoni Dessy Adriani Copyright (c) 2025 Iman Satra Nugraha https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-06-27 2025-06-27 44 1 43 54 10.22302/ppk.wp.v44i1.1065 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONVERSI LAHAN KARET MENJADI KELAPA SAWIT DI KECAMATAN SEKADAU HULU https://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/wartaperkaretan/article/view/1093 <p>Kecamatan Sekadau Hulu memiliki potensi ekonomi yang cukup besar di sektor perkebunan khususnya komoditas karet. Awalnya sebagian besar masyarakat di wilayah ini menggantungkan mata pencahariannya pada usaha perkebunan karet, baik dalam skala kecil maupun menengah. Namun dalam beberapa tahun terakhir tanaman karet banyak dikonversi menjadi kelapa sawit. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konversi lahan karet menjadi kelapa sawit. Lokasi penelitian ditetapkan di Kecamatan Sekadau Hulu dengan metode penelitian kuantitatif. Sampel responden ditetapkan menggunakan rumus Cochran karena jumlah populasinya tidak diketahui. Penelitian ini melibatkan 135 responden yang melakukan konversi lahan karet ke kelapa sawit, dengan teknik pengambilan sampel menggunakan probability sampling. Hasil penelitian menunjukkan faktor-faktor yang berpengaruh pada perubahan penggunaan lahan karet menjadi perkebunan kelapa sawit adalah lama pendidikan formal petani, jumlah tanggungan, dan luas lahan karet. Temuan ini mengimplikasikan perlunya peningkatan akses pendidikan, peningkatan kapasitas anggota keluarga petani, dan pengelolaan lahan yang lebih efisien dalam perumusan kebijakan pembangunan pertanian berkelanjutan di Kecamatan Sekadau Hulu.</p> Agnes Darma Angela Adi Suyatno Imelda imelda Copyright (c) 2025 agnes darma angela, Adi Suyatno, Imelda imelda https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-06-27 2025-06-27 44 1 55 64 10.22302/ppk.wp.v44i1.1093 PENGEMBANGAN KLON KARET UNGGUL BARU IRR 309 DAN IRR 310 RESPONSIF TERHADAP STIMULAN ETEFON https://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/wartaperkaretan/article/view/1141 <p>Klon unggul merupakan salah satu komponen teknologi penting yang mempengaruhi produktivitas perkebunan karet. Pusat Penelitian Karet telah melepas klon karet unggul anjuran yang diberi nama IRR (Indonesian Rubber Research) yang terdiri dari IRR seri 00, seri 100, seri 200 dan yang terbaru adalah klon IRR seri 300. Terdapat dua klon terpilih dari pengujian IRR seri 300 yaitu IRR 309 dan IRR 310. Kedua klon tersebut memiliki pertumbuhan yang jagur sehingga buka sadap dapat dilakukan pada umur 4,5-5 tahun. Dengan menggunakan sistem sadap S/2 d3+ET 2.5% 10/y, IRR 309 memiliki potensi hasil lateks mencapai 2.221 kg/ha/tahun dan 2.059 kg/ha/tahun pada klon IRR 310, lebih tinggi dibanding klon kontrol BPM 24 yang hanya 1.805 kg/ha/tahun. Kedua klon resisten terhadap penyakit gugur daun Corynespora dan Colletotrichum, serta tergolong moderat resisten terhadap Pestalotiopsis. Klon IRR 309 dan IRR 310 memiliki keunggulan responsif terhadap aplikasi stimulan etefon, rata-rata peningkatan produksi dengan penggunaan etefon selama 5 tahun mencapai 130% pada IRR 309 dan 87% pada IRR 310. Hasil pengamatan menunjukkan gejala penyakit batang yang minim. Selain itu, lateks yang dihasilkan memenuhi syarat untuk diolah menjadi lateks pekat, RSS, maupun SIR. Berdasarkan pertumbuhan dan potensi hasil lateks, klon IRR 309 dan IRR 310 digolongkan sebagai klon penghasil lateks. Dengan sistem sadap yang tepat, penggunaan kedua klon tersebut diharapkan mampu menjawab tantangan agribisnis karet saat ini dan meningkatkan produktivitas karet nasional.</p> Fetrina Oktavia Sigit Ismawanto Afdholiatus Syafaah Syarifah Aini Pasaribu Sayurandi Sayurandi M. Rizki Darojat Copyright (c) 2025 Fetrina Oktavia, Sigit Ismawanto, Afdholiatus Syafaah, Syarifah Aini Pasaribu, Sayurandi Sayurandi, M. Rizki Darojat https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-06-27 2025-06-27 44 1 65 80 10.22302/ppk.wp.v44i1.1141 PERFORMA TANAMAN KARET MENGGUNAKAN BAHAN TANAM ASALAN https://ejournal.puslitkaret.co.id/index.php/wartaperkaretan/article/view/985 <p>Indikator keberhasilan agribisnis karet salah satunya dipengaruhi oleh kualitas bahan tanam. Bahan tanam karet klonal merupakan hasil perbanyakan tanaman secara okulasi. Okulasi ditentukan oleh kualitas batang atas dan batang bawah. Sebagian besar areal pertanaman karet skala petani masih menggunakan bahan tanam asalan tidak sesuai anjuran. Kendala lain juga dipengaruhi oleh terbatasnya para penangkar benih karet yang bersertifikat. Penggunaan bahan tanam karet asalan tidak hanya dipengaruhi oleh penanaman langsung dari biji batang bawah, namun teknis budidaya yang tidak tepat menjadikan kualitas bahan tanam menjadi rendah. Dampak penggunaan bahan tanam karet asalan diketahui dari keragaan sumber mata entres, heterogenitas, tingginya penurunan populasi dan tidak tercapainya produktivitas sesuai potensi genetik. Upaya untuk mengatasi penggunaan bahan tanam karet asalan terlihat dari karateristik bahan tanam berkualitas yaitu sudut tunas sumber mata entres yang juvenil 30o dari jaringan dewasa 50o-60o, kulit mata tunas asal entres memiliki alur halus atau bergaris, warna tunas bewarna hijau hingga minggu ke 15 dan setelah minggu ke 16 menjadi hijau kehitaman, pecah mata tunas 14-16 hari, pertumbuhan tinggi tunas 20-25 cm per bulan, jumlah payung daun setelah 19 hari setelah tanaman yaitu 1-1,5 payung per tanaman, 6-7 petiole daun setiap karangan.</p> Mochlisin Andriyanto Syarifah Aini Pasaribu Ernita Bukit Jamin Saputra Copyright (c) 2025 Mochlisin Andriyanto, Syarifah Aini Pasaribu, Ernita Bukit, Jamin Saputra https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 2025-06-27 2025-06-27 44 1 81 104 10.22302/ppk.wp.v44i1.985