PENINGKATAN BAGIAN HARGA YANG DITERIMA PETANI MELALUI PEMASARAN TERORGANISIR
DOI:
https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v1i1.617Keywords:
pemasaran bokar, bagian harga petani, pemasaran terorganisir, pemasaran tradisionalAbstract
Pemasaran bokar yang efesien salah satunya adalah melalui pemasaran bokar secara terorganisir dengan sistem lelang maupun kemitraan. Pemasaran sistem lelang dan kemitraan menyebabkan bagian harga yang diterima petani lebih tinggi daripada pemasaran tradisional, sehingga pemasaran terorganisir lebih efisien dibandingkan dengan pemasaran tradisional. Oleh karena itu ini dilakukan bertujuan untuk melihat bagian harga yang diterima oleh petani dengan menggunakan pemasaran bokar terorganisir dan tradisional. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive, sedangkan data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Pengolahan data dilakukan secara kuantitatid dan kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakanpetani yang melalui pemasaran bokar terorganisir akan mendapatkan bagian harga yang lebih tinggi dibandingkan pemasaran bokar secara tradisional. Rata-rata bagian harga yang diterima adalah 80% FOB untuk pemasaran bokar terorganisir dan 50% - 58% FOB untuk pemasaran bokar tradisional. Selain itu juga ada beberapa manfaat dengan menggunakan pemasaran bokar terorganisir, yaitu seperti mutu bokar lebih baik, posisi tawar petani meningkat, harga lelang menjadi patokan bagi pedagang perantara, dan petani yang sudah berkelompok akan memudahkan pemerintah dalam melakukan pembinaan mutu bokar maupun penyaluran bantuan petani karet.
References
Agustina, D. S., Syarifa, L. F., & Nancy, C. (2013). Kajian kelembagaan dan kemitraan pemasaran kayu karet di provinsi sumatera selatan. Jurnal Penelitian Karet, 31(1), 54-67.
Alamsyah, Z., Napitupulu, D., Elwamendri, & Suprayitno. (2006). Laporan Penelitian: Analisis pemasaran bokar suatu kajian terhadap upaya peningkatan kesejahteraan petani melalui pembenahan tata niaga bokar di Provinsi Jambi. Diakses dari Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
Alamsyah, A., Nugraha, I. S., Agustina, D. S., & Vachlepi, A. (2017). Tinjauan penerapan unit pengolahan dan pemasaran bokar untuk mendukung gerakan nasional bokar bersih di sumatera selatan. Warta Perkaretan, 36(2), 159-172.
Antoni, M., & Purbiyanti, E. (2015). Laporan Penelitian: Pola pemasaran dan bentuk pasar karet rakyat dan dampaknya bagi kesejahteraan petani karet rakyat di Sumatera Selatan. Diakses dari Lembaga Penelitian Universitas Sriwijaya, Indralaya.
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. (2011). Pedoman Penerapatan Jaminan Sistem Mutu Bokar. Jakarta, Indonesia: Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Petanian.
Febriyanto. (2017). Optimalisasi pemasaran melalui pembentukan kelompok hasil panen budi daya karet Rajabasa Lama Labuhan Ratu Lampung Timur. Sinar Sang Surya, 1(1), 35-41.
Hafsah, F. M., Violeta, P. C., Pratama, C., & Novindra. (2014). Laporan Penelitian: Analisis Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Petani Karet Perkebunan Plasma Desa Sungai Hijau Kecamatan Pangkalan Banteng Kabupaten Kota Waringin Barat Kalimantan Tengah. Diakses dari Institut Pertanian Bogor.
Hamid, A. K. (1972). Tataniaga pertanian. Makasar, Indonesia: Universitas Hasanudin
Handayani, H. (2014). Pengaruh berbagai jenis penggumpal padat terhadap koagulum dan vulkanisat karet alam. Jurnal Penelitian Karet, 32(1), 74-80.
Hardiawan, D. (2018). Harga karet rendah, begini dampak secara tidak langsung ke investasi. Diakses dari http://jambi.tribunnews.com/2018/05/16/harga-karet-rendah-begini-dampak-secara-tidak-langsung-ke-investasi.
Herdiansyah, R. (2015). Sistem pemasaran karet rakyat di kabupaten tebo provinsi jambi dengan pendekatan rantai pasok. (Tesis), Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Hutapea, Y. (2018). Manfaat pemasaran bahan olah karet terorganisir. Diakses dari http://sumsel.litbang.pertanian.go.id/BPTPSUMSEL/berita-manfaat-pemasaran-bahan-olah-karet-terorganisir.html.
Junaidi, D. (2017). Evaluasi pelaksaan bokar bersih. Banjarbaru, Indonesia: Kementerian Pertanian.
Junaidi, D. (2018). Uppb berhasil mengangkat harga karet petani. Diakses dari http://www.agrofarm.co.id/2018/12/10905/.
Kementerian Perdagangan. (2009). Peraturan menteri perdagangan no 53/m-dag/per/10/2009 tentang pengawasan mutu bahan olah komoditi ekspor indonesia rubber yang diperdagangkan. Jakarta, Indonesia: Kementerian Perdagangan.
Kementerian Pertanian. (2008). Peraturan menteri pertanian no 38/permentan/ot.140/8/2008 tentang pengolahan dan pemasaran bahan olah karet. Jakarta, Indonesia: Kementerian Pertanian.
Mepriyanto, Firdaus, T., & Huda, N. (2015). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani karet di Kecamatan Singingi Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau. E-Journal Bung Hatta, 7(3), 1-15.
Nancy, C., Agustina, D. S., & Syarifa, L. F. (2013). Potensi kayu hasil peremajaan karet rakyat untuk memasok industri kayu karet. Jurnal Penelitian Karet, 31(2), 68-78.
Nancy, C., Hendratno, S., Supriadi, M., & Anwar, C. (2012). Pemasaran Bokar. In S. Ismawanto, J. Saputra, L. F. Syarifa, & M. Purbaya (Eds.), Saptabina usahatani karet rakyat edisi khusus. Palembang: Balai Penelitian Sembawa.
Nugraha, I. S., Alamsyah, A., & Sahuri. (2018). Effort to increase rubber farmer’s income when rubber low prices. Jurnal Perspektif Pembiayaan Dan Pembangunan Daerah, 4(2), 185-197.
Rahman, H. (2015). Pengembangan pasar lelang forward komoditas bahan olah karet (bokar) di Provinsi Sumatera Selatan. Agri Ekonomika, 4(2), 185-197.
Regina, Y. (2016). Dampak sosial pasca penurunan harga karet (studi di Desa Mangat Baru Kecamatan Dedai Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat). Jurnal Sosiologi, 4(2), 1-17.
Septianita. (2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi petani karet rakyat melakukan peremajaan karet di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Jurnal Agronobis, 1(1), 130-136.
Syaputra, D. J. (2018). Pengaruh program unit pengolahan dan pemasaran bokar (uppb) terhadap keterampilan petani karet di Kecamatan Karang Bintang Kabupaten Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan. (Skripsi), Universitas Pasundan. diakses dari http://repository.unpas.ac.id/39227/
Syarifa, L. F., Agustina, D. S., Alamsyah, A., & Nugraha, I. S. (2016). Potensi dan kendala dalam penguatan dan penumbuhan kelompok pemasaran bahan olah karet terorganisir di Provinsi Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Karet, 34(2), 237-246.
Syarifa, L. F., Agustina, D. S., & Nancy, C. (2013). Evaluasi pengolahan dan mutu bahan olah karet rakyat (bokar) di tingkat petani karet di Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Karet, 31(2), 139-148.
Syarifa, L. F., Agustina, D. S., Nancy, C., & Supriadi, M. (2015, 2-6 November). Socio-economic condition as affected by fall of natural rubber price: case study in South Sumatera. Tulisan disajikan pada International Rubber Conference 2015, Ho Chi Minh.
Vachlepi, A., Nugraha, I. S., & Alamsyah, A. (2016). Mutu bokar dari kebun petani di areal operasional tambang Kabupaten Musi Banyuasin. Jurnal Standarisasi, 18(2), 83-90.
Wiyanto, & Kusnadi, N. (2013). Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas karet perkebunan rakyat (kasus perkebunan rakyat di Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Lampung). Jurnal Agribisnis Indonesia, 1(1), 39-58.