PERTUMBUHAN TANAMAN KARET BELUM MENGHASILKAN DI LAHAN PESISIR PANTAI DAN UPAYA PENGELOLAAN LAHANNYA (Studi Kasus: Kebun Balong, Jawa Tengah)

Authors

  • Saiful Rodhian Achmad Balai Penelitian Getas Jl. Pattimura km 6 salatiga
  • Yoga Bagus Setya Aji Balai Penelitian Getas Jl. Pattimura km 6 salatiga

DOI:

https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v35i1.76

Keywords:

tanah pesisir pantai, pengelolaan lahan, tanaman karet

Abstract

Indonesia sebagai negara kepulauan masih terbuka kesempatan yang besar dalam memanfaatkan lahan pesisir pantai untuk dikelola menjadi lahan tanaman yang produktif. Lahan pesisir pantai biasanya dicirikan oleh sifat fisik, kimia mapun biologi tanah yang kurang menguntungkan bagi pertumbuhan dan hasil tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan tanaman karet belum menghasilkan (TBM) di lahan pesisir pantai dan upaya pengelolaannya. Penelitian menggunakan metode survei dengan pengambilan sampel tanah dan pengamatan kondisi tanaman. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada dua lokasi, yaitu berjarak ± 500 m dan > 1000 m dari bibir pantai. Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa tekstur tanah pada jarak 500 m dan > 1000 m dari garis pantai didominasi  fraksi pasir yaitu > 70%. Secara umum kesuburan tanahnya tergolong rendah dicirikan C-organik tanah tergolong rendah hingga sangat rendah, hara makro (N dan K) tergolong rendah hingga sangat rendah tetapi hara P tersedia pada jarak ± 500 m dan > 1000 m umumnya tergolong sangat tinggi yaitu 45-140 ppm. Keasaman tanah tergolong agak masam berkisar pada pH 6,00-6,42 atau dapat dikatakan pH tersebut sesuai untuk pertumbuhan tanaman karet. Hasil pengamatan pertumbuhan tanaman karet pada daerah tepi pantai jarak ± 500 m menunjukkan pertumbuhan yang kurang baik, sebaliknya pada jarak > 1000 m dari bibir pantai pertumbuhan tanaman karet cukup baik. Pengelolaan lahan yang dilakukan untuk pertumbuhan tanaman karet di lahan pesisir pantai yaitu pemberian bahan organik, pemberian mulsa atau penanaman LCC, pemberian pembenah tanah, penanaman tanaman pemecah angin (windbreaker) serta penggunaan klon adaptif.

Downloads

Published

2016-06-03

Issue

Section

Original Research Article