KARAKTERISTIK PETANI KARET DI KABUPATEN MUARA ENIM

Authors

  • Aprizal Alamsyah
  • Lina Fatayati Syarifa
  • Iman Satra Nugraha
  • Hajar Asywadi

DOI:

https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v43i2.1003

Keywords:

petani karet, karakteristik petani, tingkat adopsi

Abstract

Kabupaten Muara Enim merupakan salah satu kabupaten yang berkontribusi menyumbang produksi karet di Sumatera Selatan. Hal tersebut juga didukung dari kegiatan pengembangan karet yang ada di kabupaten tersebut. Hal tersebut dapat dilihat dari program pemerintah yang pernah dilakukan seperti program Perkebunan Inti Rakyat (PIR) BUN, PPKR/SRDP dan Tree Crop Smallholder Development Project (TCSDP), karena sudah ada program pengembangan peremajaan karet secara baik maka penelitian ini bertujuan untuk melihat karakteristik petani karet di Kabupaten Muara Enim terkait tingkat adopsi baik itu adopsi klon, jenis klon, pemupukan, pembentukan percabangan, sampai pada saat pemanenan. Penelitian ini dilakukan pada selang waktu Oktober-Desember 2023 dengan mengambil sampel delapan kecamatan yang ada di Kabupaten Muara Enim. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja karena lokasi tersebut menjadi salah satu sentra karet di Sumatera Selatan. Pengambilan data menggunakan Focus Group Discusion (FGD) dengan melibatkan perangkat desa dan petani baik kelompok maupun individu. Analisis data dilakukan dengan tabulasi dan deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian bahwa rata-rata luasan karet sebesar 1,38 ha, umur petani karet yang masih produkitf. Tingkat adopsi klon karet di Kabupaten Muara Enim sebesar 65%. Sedangkan untuk tingkat adopsi budidaya tanaman karet seperti lubang tanam, pemupukan sebesar 74,28%. Jika dilihat dari perawatan tanaman karet, petani belum seluruhnya mengetahui bagaimana pengendalian penyakit, melakukan pewiwilan yang baik dan pembentukan tajuk. Untuk tingkat adopsi sistem sadap tergolong cukup baik dengan tingkat adopsi datas 80%. Serta jika dilihat dari tingkat pendapatan petani karet pada umumnya pendapatan petani karet sudah mencapai diatas Rp2.000.000,00 per bulan. Hal tersebut juga petani meningkatkan pendapatan karet dari harga yang dihasilkan tergolong cukup baik karena sudah melakukan pemasaran terorganisir.

References

Badan Pusat Statistik. (2019). Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Karet Sumatera Selatan tahun 2015-2019. Badan Pusat Statistik Sumatera Selatan.

Dalimunthe, C. I., Fairuzah, Z., & Daslin, A. (2015). Ketahanan Lapangan Tanaman Karet Klon Irr Seri 100 Terhadap Tiga Patogen Penting Penyakit Gugur Daun. Jurnal Penelitian Karet, 33(1), 35–46. https://doi.org/10.22302/ppk.jpk.v33i1.169

Budi, Y. (2014). Strategi Peningkatan Produktivitas Karet Di PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) Kebun Kendeng Lembu Kabupaten Banyuwangi. Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.

Dalimunthe, C.I., Fairuzah, Z., & Daslin, A. (2015). Ketahanan lapangan tanaman karet klon IRR seri 100 terhadap tiga patogen penting penyakit gugur daun. Jurnal Penelitian Karet, 33(1), 35–46. doi: https://doi.org/10.22302/jpk.v33i1.169.

Daslin, A. (2005). Kemajuan Pemuliaan dan Seleksi dalam Menghasilkan Kultivar Karet Unggul. Lokakarya Nasional Pemuliaan Tanaman Karet, 26–37.

Daslin, A. (2013). Produktivitas klon karet pada berbagai kondisi lingkungan di perkebunan. AGRIUM: Jurnal Ilmu Pertanian, 18(1), 1–6. doi: https://doi.org/10.30596/agrium.v18i1.337.

Daslin, A. (2014a). Perkembangan penelitian klon karet unggul IRR seri 100 sebagai penghasil lateks dan kayu. Warta Perkaretan, 33(1), 1–10. doi: https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v33i1.44.

Daslin, A. (2014b). Produktivitas klon karet IRR seri 100 dan 200 pada berbagai agroklimat dan sistem sadap. Warta Perkaretan, 33(1), 11–18. doi: https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v33i1.45.

Daslin, A., & Pasaribu, S.A. (2015). Uji adaptasi klon karet IRR seri 100 pada agroklimat kering di Kebun Sungei Baleh Kabupaten Asahan Sumatera Utara. Jurnal Penelitian Karet, 33(1), 25–34. doi: https://doi.org/10.22302/jpk.v33i1.168.

Dinas Perkebunan Sumatera Selatan. (2019). Statistik Perkebunan Sumatera Selatan Tahun 2008. Dinas Perkebunan Sumatera Selatan, Palembang.

Direktorat Jenderal Perkebunan. (2021). Statistik Perkebunan Indonesia. Karet 2008-2010. Direktorat Jenderal Perkebunan, Jakarta.

George, S., Idicula, S.P., Soman, T.A., & Syamala, V.K. (2013). Field performance of polybag and root trainer rubber plants at different stages of growth. Rubber Science, 26(2), 197–203.

Hadi, R. (2010). Teknik dan tingkat keberhasilan okulasi beberapa klon karet anjuran di kebun visitor plot BPTP Jambi. Buletin Teknik Pertanian, 15(1), 39–42.

Heryana, N., Saefudin, S., & Sobari, I. (2014). Pengaruh umur batang bawah terhadap persentase keberhasilan okulasi hijau pada tiga klon karet (Hevea brasiliensis Muell Agr.). Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar, 1(2), 95. Doi: 10.21082.jtidp.v1n2.2014. p95-100

Karyudi, et al. (2001). Analisis biaya produksi dan strategi peningkatan daya saing perkebunan karet nasional. Warta Perkaretan, 20(1–2), 1–24.

Kirana Megantara. (2017). Program Peremajaan dan Peningkatan Produktivitas Karet Petani. Available at: https://www.kiranamegatara.com/blog/get/program-peremajaan-dan-peningkatan-produktivitas-karet-petani.

Lasminingsih, M., Woelan, S., Daslin, A., Hadi, H., & Boerhendhy, I. (2001). Evaluasi dan Keragaan klon karet harapan penghasil lateks dan kayu. Prosiding Lokakarya Nasional Pemuliaan Karet 2001. Medan: Pusat Penelitian Karet, 82–93.

Nabayi, A., Teh, C.B.S., Husni, M.H.A., & Sulaiman, Z. (2018). Plant growth, nutrient content and water use of rubber (Hevea brasiliensis) seedling grown using root trainer and different irrigation systems. Pertanika Journal of Tropical Agricultural Science, 41(1), 251–270.

Nurhawaty, & THS. (2013). Evaluasi Produktivitas Tanaman Karet Dengan Sistem Tanam Ganda Pada Skala Komersial. Warta Perkaretan, 32(1), 16–24.

Omokhafe, K. O., Emuedo, O. A., & Imoren, E. A. (2016). Intercharacter correlation between budding success in Hevea brasiliensis Muell. Arg. and seven weather characters. International Journal of Plant & Soil Sciende, 11(4), 1–5. Doi: 10.9734.IJPSS.2016/26227

Ogwuche, P., et al. (2012). Economies of intercropping natural rubber with arable crops: a panacea for poverty alleviation of rubber farmers. Journal of Agriculture and Social Sciences, 8(3), 100–102.

Pathiratna, L.S.S., & Perera, M.K.P. (2005). Effect of competition from rubber (Hevea) on the yield of intercropped medicinal plants, Solatium virginianum Schrad., Aerva lanata (L.) Juss. Ex. Schult and Indigofera tinctoria L. Journal of the Rubber Research Institute of Sri Lanka, 87(2), 36–45.

Riadi, F., et al. (2011). Model pengembangan agroindustri karet alam terintegrasi. Jurnal Teknologi Industri Pertanian, 21(1), 146–153.

Rodrigo, V.H.L., Silva, T.K., & Munasinghe. (2004). Improving the spatial arrangement of planting rubber (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) for long-term intercropping. Field Crops Research, 89(2), 327–335.

Rosyid, M. (2007). Pengaruh Tanaman Sela Terhadap Pertumbuhan Karet pada Areal Peremajaan Partisipatif di Kabupaten Sarolangun Jambi. Jurnal Penelitian Karet, 25(2), 25–36.

Sahuri, & Rosyid, M. (2015). Analisis Usahatani dan Optimasi Pemanfaatan Gawangan Karet Menggunakan Cabai Rawit Sebagai Tanaman Sela. Warta Perkaretan, 34(2), 77–88.

Sahuri. (2017a). Pengaruh Tanaman Sela Sorgum Manis Terhadap Pertumbuhan Tanaman Karet Belum Menghasilkan. Jurnal Agroteknologi, 8(1), 1–10.

Sahuri. (2017b). Uji Adaptasi Sorgum Manis Sebagai Tanaman Sela diantara Tanaman Karet Belum Menghasilkan. Jurnal Penelitian Karet, 35(1), 23–38.

Sariningtias, N. W., Poerwanto, R., & Gunawan, E. (2014). Penggunaan Benzil Amino Purin (BAP) pada okulasi jeruk keprok (Citrus reticulata). Jurnal Hortukultura Indonesia, 5(3), 158–167. Sicom. (2022). Historical commodities daily settlement price. Diakses dari https://www.sgx.com/researcheducation/derivatives#Historical

Siagian, N., & Bukit, E. (2015). Komparasi teknis dan finansial pengadaan benih melalui okulasi tanaman di polibeg dengan okulasi di lapangan. Warta Perkaretan, 34(2), 115–126. doi: https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v34i2.253.

Smit, H. (2016). The outlook for rubber prices and the need for appropriate action. Disampaikan pada Global Rubber Conference 2016, 11-13 Oktober 2016, Krabi, Thailand.

Suharto. (2013). Produktivitas karet harus ditingkatkan. Berita satu. Available at: http://id.beritasatu.com/agribusiness/produktivitas-karet-petani-harus-ditingkatkan/72782.

Udayakumara, E. P. N., & Seneviratne, P. (2005). Position of the bud on the bud stick on success of bud graft and growth Hevea brasiliensis (Muell Arg). The Journal of Agricultural Science, 1(1), 31–40.

Yustisia, D. (2017). Tingkat keberhasilan okulasi pada berbagai klon dan komposisi media tanam terhadap pertumbuhan tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.). Agrominansia, 3(2), 110–118. Doi: 10.34003/271977.

Downloads

Published

2024-12-23

How to Cite

Alamsyah, A., Syarifa, L. F., Nugraha, I. S., & Asywadi, H. (2024). KARAKTERISTIK PETANI KARET DI KABUPATEN MUARA ENIM . Warta Perkaretan, 43(2), 79–94. https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v43i2.1003

Issue

Section

Original Research Article