PENGEMBANGAN KLON KARET UNGGUL BARU IRR 309 DAN IRR 310 RESPONSIF TERHADAP STIMULAN ETEFON
DOI:
https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v44i1.1141Keywords:
klon unggul baru, IRR, respon stimulan, PGD pestalotiopsisAbstract
Klon unggul merupakan salah satu komponen teknologi penting yang mempengaruhi produktivitas perkebunan karet. Pusat Penelitian Karet telah melepas klon karet unggul anjuran yang diberi nama IRR (Indonesian Rubber Research) yang terdiri dari IRR seri 00, seri 100, seri 200 dan yang terbaru adalah klon IRR seri 300. Terdapat dua klon terpilih dari pengujian IRR seri 300 yaitu IRR 309 dan IRR 310. Kedua klon tersebut memiliki pertumbuhan yang jagur sehingga buka sadap dapat dilakukan pada umur 4,5-5 tahun. Dengan menggunakan sistem sadap S/2 d3+ET 2.5% 10/y, IRR 309 memiliki potensi hasil lateks mencapai 2.221 kg/ha/tahun dan 2.059 kg/ha/tahun pada klon IRR 310, lebih tinggi dibanding klon kontrol BPM 24 yang hanya 1.805 kg/ha/tahun. Kedua klon resisten terhadap penyakit gugur daun Corynespora dan Colletotrichum, serta tergolong moderat resisten terhadap Pestalotiopsis. Klon IRR 309 dan IRR 310 memiliki keunggulan responsif terhadap aplikasi stimulan etefon, rata-rata peningkatan produksi dengan penggunaan etefon selama 5 tahun mencapai 130% pada IRR 309 dan 87% pada IRR 310. Hasil pengamatan menunjukkan gejala penyakit batang yang minim. Selain itu, lateks yang dihasilkan memenuhi syarat untuk diolah menjadi lateks pekat, RSS, maupun SIR. Berdasarkan pertumbuhan dan potensi hasil lateks, klon IRR 309 dan IRR 310 digolongkan sebagai klon penghasil lateks. Dengan sistem sadap yang tepat, penggunaan kedua klon tersebut diharapkan mampu menjawab tantangan agribisnis karet saat ini dan meningkatkan produktivitas karet nasional.
References
Aidi-Daslin. (2009). Pengujian lanjutan potensi keunggulan klon karet harapan IRR seri 100. Laporan Hasil Penelitian. Balai Penelitian Sungei Putih, Medan.
Aziz, A. SAK. (1998). Introducing Research Result into Practice. The Experience with Natural Rubber. In Aziz, A. SAK and Schiweltzer, D. T. (eds) Research Management. RRIM, Kuala Lumpur.
Azwar R., S. Woelan. Aidi Daslin. dan I. Suhendry. (1998). Klon harapan seri IRR (Promising IRR series clones). Paper presented at the Lokakarya Nasional Pemuliaan Karet dan Diskusi Nasional Prospek Karet Alam Abad 21. Pusat Penelitian Karet APPI. Hal 125 – 137.
Boatman, S.G. (1966). Preliminary physiological studies on promotion of latex flow by plant growth regulator. Journal of Rubber Research Institute of Malaya, 23(3), 204 231.
Boerhendy, I. (1988). Efek okulasi tajuk terhadap beberapa sifat anatomis dan fisiologi tanaman karet. Balai Perkebunan Rakyat. BPP Sembawa.
BPS. (2023). Statistik Karet Indonesia 2022. Vol 16, 2023. Direktorat Statistik Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan. Badan Pusat Statistik. Jakarta
Cahyo A.N. dan Amypalupy K. (2018). Pembuatan bahan tanam. In Saptabina usahatani karet rakyat Edisi ketujuh. Balai penelitian Sembawa, Pusat Penelitian Karet.
Dewan Karet Indonesia. (2024). Data Industri Karet Indonesia, 2023. Jakarta.
Direktorat Jenderal Perkebunan, (2021, Maret 16). Registration of novel rubber clone in Indonesia. Kick of meeting Satrep Project The multiple approaches to manage pestalotiopsis leaf fall disease attacking rubber plantation in Indonesia [Online meeting]
Febbiyanti, T. R., Tistama, R., & Sarsono, Y. (2021). Karakterisasi isolat pestalotiopsis pada karet (Hevea brasiliensis) menggunakan karakter morfologi dan molekuler. Jurnal Penelitian Karet, 40(1), 151–162. https://doi.org/10.22302/ppk.jpk.v39i2.798.
Ismawanto, S., Syafaah, A. and Oktavia, F. (2024). Yield Performance of the IRR 300 Series Rubber Clones in South Sumatra. International Rubber Confrence, Yogyakarta, 19-21 November 2024.
Kusdiana, A. P. J., Syafaah, A. dan Oktavia, F. (2017). Resistensi tanaman karet klon IRR seri 300 terhadap penyakit gugur daun Corynespora. Jurnal Penelitian Karet, 35(2): 115-128.
Kusdiana, A. P. J., Syafaah, A. dan Ismawanto, S. 2018. Resistensi tanaman karet klon IRR seri 300 terhadap penyakit gugur daun Colletotrichum di Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Karet, 36(2):147-156.
Oka, I. N. 1993. Pengantar Epidemiologi Penyakit Tanaman. Gajah Mada University Press.
Oktavia, F. 2024. Uji adaptasi klon IRR seri 300 pada berbagai kondisi agroklimat. Laporan penelitian internal. Pusat Penelitian Karet (PPK)
Pawirosoemardjo, S. 1999. Aspek-aspek biologi C. gloeosporioides dan respon beberapa klon karet terhadap penyakit yang ditimbulkan (Tesis Magister Sains). Institut Pertanian Bogor.
Person, C. 1966. Genetic polymorphism in parasitic system. Nature 212:266-267.
Person, C. 1959. Gen-for-gen relationships in host-parasite system. Can. Journal Botany 37:1101-1130.
Priyadarshan, P.M., 2017. Refinements to Hevea rubber breeding. Tree Genetics & Genomes, 13(20). doi 10.1007/s11295-017-1101-8.
Kuswanhadi dan Herlinawati, E. 2018. Penyadapan. Usaha Tani Karet Rakyat. 93-101.
Milford. G.F.J, E. C. Paardekooper, C. V. Ho. 1969. Latex vessel plugging; its importance to yield and clonal behavior. Journal of Rubber Research of Malaya, 21(2), 274-282.
Novalina. 2009. Deteksi marka genetik yang terpaut dengan komponen produksi lateks pada tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) melalui pemetaan QTL (Disertasi). Institut Pertanian Bogor.
Sethuraj, M., M.S. Sulochanamma and P.J. George. 1977. Mapping SSR markers in rubber tree fasilitated and enhanced by heterduolex formation and template mixing. Plant & Animal Genome V, San Diego.
Subronto dan A.Harris. 1977. Indeks aliran sebagai parameter fisiologi penduga produksi lateks. BPP. Medan.
Subroto, H. 1985. Correlations studies of latex flow characters and latex mineral content. Paper presented at the Proceeding Symposium IRRDB, Kuala Lumpur.
Sumarmadji. 1999. Respons karakter fisiologi dan produksi lateks beberapa klon tanaman karet terhadap stimulan etilen. (Disertasi). Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sayurandi, Rambe, M.K.H., Febrianto, E.B., Pasaribu, S.A. 2023. Uji ketahanan genetik beberapa klon karet terhadap penyakit gugur daun Pestalotiopsis di Kebun entres. Agro estate, 7(1): 9-17.
Syafaah, A., Ismawanto, S dan Oktavia, F. 2021. Pertumbuhan TBM, karakter fisiologi, dan ketahanan penyakit klon-klon karet IRR seri 300 di Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Karet, 39(1): 1-10.
Pasaribu, A.S, Rosmayati dan Sumarmadji. 2015. Uji ketahanan klon karet IRR seri 400 terhadap isolat penyakit gugur daun Colletotrichum. Jurnal Penelitian Karet 33(2): 131-142.
Van der Plank, P. F. 1968. Diseases Plant Resistance. Academic Press. New York. 206 p.
Wijaya, T., 2008. Kesesuaian tanah dan iklim untuk tanaman karet. Warta Perkaretan, 27(2): 34-44.
Wijaya, A., Rachmawan, A., Pasaribu, S.A. 2018. Latex characteristic and rubber properties of IRR 400 series clone. Proceeding International Conference Sustainable Agriculture and Natural Resources Management (ICoSAaNRM 2018).
Woelan, S., Aidi-Daslin, R. Azwar, dan I. Suhendry. 2001. Keragaan klon karet unggul harapan IRR seri 100. Pros. Lok. Nas. Pemuliaan Karet. Pusat Penelitian Karet. LRPI 173 - 187.
Woelan, S. dan Sayurandi. 2008. Analisis sidik lintas komponen hasil lateks-kayu dan seleksi genotipe hasil persilangan di pengujian tanaman semaian. Jurnal Penelitian Karet. 98 – 113.
Woelan, S., Aidi-Daslin, M. Lasminingsih dan I. Suhendry. 2009. Evaluasi Keragaan Klon Karet IRR seri 200 dan 300 pada tahap pengujian. Lokakarya Nasional Pemuliaan Tanaman Karet. Pusat Penelitian Karet, 84 – 106.
Woelan, S. (2012). Keragaan klon IRR seri 300 dan 400 di pengujian plot promosi. Warta Perkaretan, 31(1),1–9. https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v31i1.261
Woelan, S., Sayurandi dan S. A. Pasaribu. 2013. Karakter fisiologi, anatomi, pertumbuhan dan hasil lateks klon IRR seri 300. Jurnal Penelitian Karet. 1 - 12.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Fetrina Oktavia, Sigit Ismawanto, Afdholiatus Syafaah, Syarifah Aini Pasaribu, Sayurandi Sayurandi, M. Rizki Darojat

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Submission of a original research or review articles in Warta Perkaretan implies that the submitted  manuscript has not been published in any scientific journal (except being part of the abstract, thesis, or report). The submitted manuscript also is not under consideration for publication elsewhere. All co-authors involve in the publication of the manuscript should give their approval. Once, the manuscript is accepted and then published in Warta Perkaretan, the Author(s) keep hold the copyright and retain publishing right without restrictions. Author(s) and Warta Perkaretan users are allowed to multiply the published manuscript as long as not for commercial purposes. The journal users are also permissible to share the published manuscript with an acknowledgement to the Author(s). The Editorial Boards suggest that the Authors should manage patent before publishing their new inventions.