PENGARUH PERBEDAAN LETAK GEOGRAFI TERHADAP POLA PRODUKSI TAHUNAN TANAMAN KARET
DOI:
https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v34i2.254Keywords:
Hevea brasiliensis, letak geografi, khatulistiwa, pola produksi, eksporAbstract
Posisi Indonesia sesungguhnya menguntungkan sebagai negara penghasil karet alam karena berada pada dua posisi yakni di Utara dan Selatan khatulistiwa sehingga puncak produksi diperoleh secara bergantian. Artikel ini mempelajari pola poduksi tahunan di negara-negara produsen karet alam lainnya berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dan data statistik dari International Rubber Study Group (IRSG) selama tahun 2008 -2012. Dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa pola umum produksi tahunan dapat dibedakan berdasarkan perbedaan letak geografinya. Puncak produksi tanaman karet di wilayah Selatan khatulistiwa cenderung diperoleh pada semester I (Januari – Juni), sedangkan produksi rendah umumnya terjadi pada semester II (Juli – Desember). Sebaliknya, di wilayah Utara khatulistiwa produksi tinggi pada semester II dan produksi rendah pada semester I. Karena sebagian besar produsen berada di Utara khatulistiwa, maka pola produksi karet alam dunia mengikuti pola produksi di Utara khatulistiwa. Indonesia merupakan negara eksportir karet alam dengan wilayah karet dominan di Selatan khatulistiwa, ekspor Indonesia mengalami peningkatan pada bulan Mei – Juli dimana negara eksportir lainnya cenderung mengalami periode ekspor yang rendah namun hal ini tidak banyak berpengaruh terhadap peta perdagangan karet alam dunia.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2016 Warta Perkaretan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Submission of a original research or review articles in Warta Perkaretan implies that the submitted  manuscript has not been published in any scientific journal (except being part of the abstract, thesis, or report). The submitted manuscript also is not under consideration for publication elsewhere. All co-authors involve in the publication of the manuscript should give their approval. Once, the manuscript is accepted and then published in Warta Perkaretan, the Author(s) keep hold the copyright and retain publishing right without restrictions. Author(s) and Warta Perkaretan users are allowed to multiply the published manuscript as long as not for commercial purposes. The journal users are also permissible to share the published manuscript with an acknowledgement to the Author(s). The Editorial Boards suggest that the Authors should manage patent before publishing their new inventions.