PENGARUH DINAMIKA GUGUR DAUN TERHADAP KERAGAMAN HASIL LATEKS BEBERAPA GENOTIPE KARET HARAPAN HASIL PERSILANGAN 1992 DI PENGUJIAN PLOT PROMOSI

Authors

  • Sayurandi Sayurandi Balai Penelitian Sungei Putih http://orcid.org/0000-0002-1825-0097
  • Desta Wirnas Program Studi Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Jl. Meranti No. 1, Bogor 16680
  • Sekar Woelan Pusat Penelitian Karet, Jl. Salak No.1 Bogor 16151

DOI:

https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v36i1.306

Keywords:

Hevea brasiliensis, genotipe karet, gugur daun, keragaman hasil lateks

Abstract

Tanaman karet menggugurkan daun secara periodik akibat cekaman kekeringan yang terjadi pada bulan-bulan kering setiap tahunnya. Pada umumnya gugur daun di Provinsi Sumatera Utara terjadi pada bulan Januari sampai bulan Maret. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengamati keragaman hasil lateks beberapa genotipe karet harapan hasil persilangan 1992 di pengujian Plot Promosiakibat dinamika gugur daun. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015 – Maret 2016 di Kebun Percobaan Balai Penelitian Sungei Putih, Pusat Penelitian Karet yang terletak di Kabupaten Deli Serdang. Materi genetik yang digunakan pada penelitian ini yaitu sebanyak 15 genotipe karet harapan berasal hasil persilangan 1992 Plot Promosi  dengan 2 klon PB 260 dan RRIC 100 pada umur sebelas tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keragaman hasil lateks  dipengaruhi oleh kondisi fase perdaunan  sebagai akibat perubahan pola curah hujan bulanan. Genotipe nomer HP 92/542  memiliki hasil lateks paling tinggi pada semua fase perdaunan, sedangkan paling rendah terdapat pada genotipe HP nomer 92/677 dan HP 92/726. Berdasarkan kondisi fase perdaunan menunjukkan bahwa rerata hasil lateks paling tinggi terdapat pada saat tanaman dalam fase daun penuh. Penurunan hasil lateks secara nyata terjadi pada saat kondisi gugur daun total dan pembentukan daun muda. Persentase penurunan hasil lateks pada kondisi tersebut masing-masing adalah 71,46% dan 73,23% terhadap fase daun penuh.

Author Biography

Sayurandi Sayurandi, Balai Penelitian Sungei Putih

Pemualiaan dan genetika tanaman

References

Ardika, R., Cahyo A.N., dan Wijaya, T. (2011). Dinamika gugur daun dan produksi berbagai klon karet kaitannya denga kandungan air tanah. J. Penel. Karet, 29(2): 102-109.

Junaidi, Sembiring, Y.R., dan Siregar, T.H.S. (2015). Pengaruh perbedaan letak geografi terhadap pola produksi tahunan tanaman karet: Faktor penyebab perbedaan pola produksi tahunan tanaman karet. Warta Perkaretan, 34 (2), 137-146.

Kramer. (1983). Water relations of plants. Academic Press Inc. Orlando. Florida.

Larcher, W. (1995). Physiological plant ecology. Springer. 506p

Mattjik, A.A., dan Sumertajaya, I.M. (2006). Perancangan percobaan dengan aplikasi SAS dan minitab. Bogor (ID): IPB Pr.

Morgan, P.W. (1984). Is ethylene the natural regulator of absiscission? In (eds): Fuchs, Y and Chultz. Ethylene: Biochemical physiological and applied aspect. Martinus Nijhoff Publish, p231-240.

Miguel A. A., Oliveira, L.E.M., Cairo, P.A.R., and Oliveira, D.M. (2007). Photosynthetic behaviour during the leaf ontogeny of rubber tree clones (Hevea brasiliensis Muell. Arg.), in Lavras, MG. Ciência e Agrotecnologia, 31: 91-97.

Nurcahyo, A., Ardika, R., dan Thomas. (2011).Konsumsi air dan produksi karet pada berbagai sistem pengaturan jarak tanam dalam kaitannya dengan kandungan air tanah. J.Penel karet, 29(2):110-117.

Oktavia, F., dan Lasminingsih, M. (2010). Pengaruh kondisi daun tanaman karet terhadap keragaman hasil sadap beberapa klon seri IRR. J. Penel. Karet. 29 (2): 32-40.

Priyadarshan, P.M., Sasikumar, S., and Concalves, D.(2001). Phenological changes in Hevea brasiliensis under differential geo climates. The Planter. 77: 447-481.

Siregar, T.H.S., Tohari, Hartiko, H., dan Karyudi. (2007). Dinamika perontokan dan pohon karet dan hasil lateks: I. Jumlah daun rontok dan hasil lateks. J. Penel. Karet, 25(1): 45-58.

Siregar, T.H.S. (2008). Dinamika kerontokan daun pohon karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) dan hasil lateks. [disertasi]. Yogyakarta (ID). Universitas Gadjah Mada.

Siregar, T.H.S. (2014). Pola musiman produksi dan gugur daun pada klon PB 260 dan RRIC 100. J Penelitian Karet. 32(2): 88-97.

Suratman, Priyanto, D., dan Setyawan, A.D. (2000). Analisis keragaman Ipomoea berdasarkan karakter morfologi. Biodiversitas, 1(2): 72-79.

Syukur, M. , Sujiprihati, S., Yunianti, R. (2012). Teknik pPemuliaan tTanaman. Jakarta (ID). Penebar Swadaya.

Vinod, K. K., J. Rajeswati Meenattoor, Y. A. Nanja Reddy, P. M. Priyadarshan, D. Chaudhuri. (2010). Ontogenetic variations in flush development are indicative of low temperature tolerance in Hevea brasiliensis clones. Annals of Forest Research, 53(2), 95- 105.

Wargadipura, R., dan Harran, S. (1984). Pengaruh tegangan air tanah terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman stevia asal stek dan biji. Bull Agronomi 15(1): 28-35

Webster, C.C., and Paardekooper, E.C. (1989). The botany of the rubber tree. In. (eds): Webster, C.C and Baulkwill, W.J. Rubber. Longman Scientific and Technology, 57-84.

Wijaya, T. dan Boerhendhy, I. (1988). Hubungan neraca air tanah dengan produksi karet klon GT 1 dan PR 261. Bull Perkebunan Rakyat. 4(1): 15-18.

Downloads

Published

2017-05-02

Issue

Section

Original Research Article