STUDI PENDAHULUAN TERHADAP KARAKTERISTIK USAHATANI KARET DI DAERAH LINGKAR TAMBANG (STUDI KASUS DI KABUPATEN BERAU, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR)

Authors

  • Titik Widyasari
  • Nofitri Dewi Rinojati

DOI:

https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v33i1.49

Keywords:

Hevea brasiliensis, partisipasi petani, karakteristik petani, daerah lingkar tambang

Abstract

Sektor pertambangan dan pertanian menjadi tulang punggung perekonomian Kabupaten Berau. Oleh karena itu, pengembangan budidaya karet (Hevea brasiliensis) di sekitar tambang menjadi salah satu pilihan yang tepat guna. Tanaman karet memiliki banyak kegunaan, dan hasil lateks karet laku dijual di pasaran dengan harga yang cukup baik. Dalam pengembangan karet rakyat, diawali dengan kegiatan karakterisasi wilayah. Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang karakteristik usahatani karet dan petaninya di daerah lingkar tambang Kabupaten Berau yang akan digunakan sebagai data dasar untuk menyusun program pengembangan selanjutnya. Data yang digunakan berupa data primer dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap petani karet di sekitar lahan tambang dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat daerah lingkar tambang telah mulai mengembangkan tanaman karet. Kecamatan Teluk Bayur memiliki areal kebun karet terluas. Petani karet di daerah lingkar tambang Kabupaten Berau yang menanam seedling sejumlah 39,29%, dan OMT sejumlah 60,71%. Rata-rata pemilikan lahan per petani kurang dari 5 ha dan rata-rata umur tanaman 2-3 tahun. Adapun tingkat pengetahuan dan adopsi budidaya karet dalam hal bibit okulasi, jenis klon, dan cara okulasi masih relatif rendah, sehingga termasuk dalam kriteria daerah “belum majuâ€. Oleh karena itu, prioritas program pengembangan diarahkan pada peningkatan pengetahuan dan motivasi petani untuk menggunakan teknologi anjuran. Model pengembangan kebun karet dapat diarahkan pada Model Pengembangan Karet Partisipatif, dan program dasar pengembangan karet di daerah sekitar tambang dapat dilakukan dengan: program peningkatan pengetahuan dan motivasi petani, program pengembangan kelembagaan dan kerjasama kemitraan, dan program penyediaan sarana pembangunan terbatas.

Kata kunci:    Hevea brasiliensis, partisipasi petani, karakteristik petani, daerah lingkar tambang
Sektor pertambangan dan pertanian menjadi tulang punggung perekonomian Kabupaten Berau. Oleh karena itu, pengembangan budidaya karet (Hevea brasiliensis) di sekitar tambang menjadi salah satu pilihan yang tepat guna. Tanaman karet memiliki banyak kegunaan, dan hasil lateks karet laku dijual di pasaran dengan harga yang cukup baik. Dalam pengembangan karet rakyat, diawali dengan kegiatan karakterisasi wilayah. Artikel ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang karakteristik usahatani karet dan petaninya di daerah lingkar tambang Kabupaten Berau yang akan digunakan sebagai data dasar untuk menyusun program pengembangan selanjutnya. Data yang digunakan berupa data primer dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner terhadap petani karet di sekitar lahan tambang dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat daerah lingkar tambang telah mulai mengembangkan tanaman karet. Kecamatan Teluk Bayur memiliki areal kebun karet terluas. Petani karet di daerah lingkar tambang Kabupaten Berau yang menanam seedling sejumlah 39,29%, dan OMT sejumlah 60,71%. Rata-rata pemilikan lahan per petani kurang dari 5 ha dan rata-rata umur tanaman 2-3 tahun. Adapun tingkat pengetahuan dan adopsi budidaya karet dalam hal bibit okulasi, jenis klon, dan cara okulasi masih relatif rendah, sehingga termasuk dalam kriteria daerah “belum majuâ€. Oleh karena itu, prioritas program pengembangan diarahkan pada peningkatan pengetahuan dan motivasi petani untuk menggunakan teknologi anjuran. Model pengembangan kebun karet dapat diarahkan pada Model Pengembangan Karet Partisipatif, dan program dasar pengembangan karet di daerah sekitar tambang dapat dilakukan dengan: program peningkatan pengetahuan dan motivasi petani, program pengembangan kelembagaan dan kerjasama kemitraan, dan program penyediaan sarana pembangunan terbatas.



Downloads

Published

2014-04-23