PENGERINGAN KARET REMAH BERBASIS SUMBER ENERGI BIOMASSA

Authors

  • Afrizal Vachlepi
  • Didin Suwardin

DOI:

https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v33i2.55

Keywords:

biomassa, energi, karet remah, pengeringan

Abstract

Produksi karet alam Indonesia terbesar berupa karet remah yang mencapai 93,4%. Pengeringan merupakan kritikal proses yang menentukan mutu akhir produk dan salah satu tahapan yang memerlukan energi cukup besar. Energi yang digunakan dalam industri umumnya bersumber dari energi fosil. Sayangnya ketersediaan sumber energi dari fosil semakin lama cenderung menurun. Oleh karena itu perlu sumber energi alternatif yaitu biomassa dari limbah industri pengolahan produk pertanian. Salah satu contohnya adalah industri pengolahan kelapa sawit. Biomassa dari industri ini berupa tandan kosong sawit (TKS) sebesar 4,8 juta ton, cangkang 1,5 juta ton dan sekitar 1,8 juta ton berupa serabut. Dalam pengeringan karet remah, biomassa dikonversi menjadi sumber energi panas dengan teknik gasifikasi dalam sistem unit pengering. Panas dari hasil pembakaran dipindahkan ke media pengering berupa udara panas. Keuntungan meng-gunakan biomassa sebagai sumber energi adalah dapat mengurangi biaya produksi, lebih ramah lingkungan, dan tersedia dalam jumlah yang banyak sehingga lebih terjamin dalam keberlangsungannya. Biaya penggunaan biomassa sebagai bahan bakar pengeringan karet remah sekitar Rp78 per kg karet kering.


Downloads

Published

2014-10-06

How to Cite

Vachlepi, A., & Suwardin, D. (2014). PENGERINGAN KARET REMAH BERBASIS SUMBER ENERGI BIOMASSA. Warta Perkaretan, 33(2), 103–112. https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v33i2.55