DETEKSI DINI TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN SEMAIAN KARET (Hevea brasiliensis) GT1 DENGAN POLIETILEN GLIKOL 6000

Authors

  • Syarifah Aini Pasaribu Balai Penelitian Sungei Putih
  • Radite Tistama Balai Penelitian Sungei Putih, Sungei Putih-Galang Deli Serdang PO Box 1415 Medan 20001, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v38i2.645

Keywords:

deteksi dini, semaian karet, polietilen glikol 6000, kekeringan, in vitro

Abstract

Sistem perakaran suatu tanaman dapat dijadikan sebagai indikator sifat toleran kering. Evaluasi perakaran batang bawah toleran kering diyakini dapat membantu menyiapkan sistem perakaran yang kuat pada kondisi tercekam. Deteksi awal dengan larutan osmotikum dilakukan untuk mengontrol potensial air pada media penanaman secara cepat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-April 2019 menggunakan larutan osmotikum untuk uji ini  adalah Polyethilen glikol 6000 (PEG 6000). Penelitian disusun dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi PEG 6000 yang terdiri dari tiga taraf yaitu = 0%, = 0,25%, 0,5%. Faktor kedua adalah lama perendaman yang terdiri dari tiga taraf yaitu T1= 7 jam, T2=12 jam, T3= 24 jam. Parameter yang diamati adalah panjang akar tunggang, tinggi tunas, rasio panjang akar tunggang dan tinggi tunas serta K+total dari biomassa tanaman. Data dianalisis menggunakan analisis ragam, diskriminan dan  indeks sensitivitas cekaman kekeringan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  berbagai konsentrasi larutan PEG 6000  berpengaruh terhadap semua karakter pengamatan. Berdasarkan lama perendaman dan interaksi antar perlakuan memberikan pengaruh terhadap semua karakter kecuali rasio panjang akar tunggang dan tinggi tunas. PEG 6000 dapat digunakan sebagai deteksi awal tanaman semaian batang bawah karet untuk mempelajari sifat toleransi terhadap induksi cekaman kekeringan. Konsetrasi PEG yang tepat untuk deteksi toleransi kekeringan akar tanaman karet masih perlu diuji lagi.

References

Abiri, R., Shaharuddin, N. A., & Maziah, M. (2016). Quantitative assessment of indica rice germination to hydropriming, hormonal priming and polyethylene glycol priming. Chilean Journal of Agricultural Research, 76(4), 392-400.

Afa, L. O., Purwoko, B. S., Junaedi, A., O.Haridjaja, O., & Dewi, I. S. (2013). Deteksi dini tolerans padi hibrida terhadap kekeringan menggunakan PEG 6000. Jurnal Agronomi Indonesia, 41(1), 9-15.

Ai, N. S., Tondais, S. M., & Butar-butar, R. (2010). Evaluasi indikator toleransi cekaman kekeringan pada fase perkecambahan padi (Oryza sativa). Jurnal Biologi, 14(1), 50-54.

Akbar, M. R., Purwoko, B. S., Dewi, I. S., & Suwarno, W. B. (2018). Penentuan indeks seleksi toleransi kekeringan galur dihaploid padi sawah tadah hujan pada fase perkecambahan. Jurnal Agronomi Indonesia, 46(2), 133-139.

Asay, K. H., & Jhonson, D. A. (1983). Breedingfor drought resistance in range grass. Lowa State Journal Research, 57(4), 441-445.

Badami, K., & Amzeri, A. (1983). Identifikasi varian somaklonal toleran kekeringan pada populasi jagung hasil seleksi in vitro dengan PEG. Agrovior, 4(1), 7-13.

Banyo, Y. E., Ai, N. S., Siahaan, P., & Tangapo, A. M. (2013). Konsentrasi klorofil daun padi pada saat kekurangan air yang diinduksi dengan polietilen glikol. Jurnal Ilmiah Sains, 13(1), 1-8.

Dhanda, S. S., Sethi, G. S., & Behl, R. K. (2004). Indices of drought tolerance in wheat genotypes as early stages of plant growth. Journal of Agronomy and Crop Science, 190, 6-12.

Efendi, Roy. 2009. Tanggap genotipe jagung toleran dan peka terhadap cekaman kekeringan pada fase perkecambahan. Prosiding Sem.Nas Serealia. hal 82- 91

Fischer, R. A., & Maurer, R. (1978). Drought resistance in sring wheat cultivar I: Grain yield responses. Australian Journal of Agricultural Research, 29, 897-912. doi:10.1071/AR9780897

Guo, R., Wei, P. H., Dao, Z. G., Xiu, L. Z., & Feng , X. G. (2013). Effects of water stress on germination and growth of wheat, photosynthetic efficiency and accumulation of metabolites. In C. H. M, Soriano (Ed.), Soil Processes and Recurrent Trents in Quality Assessment (pp. 367-380). London, UK: IntechOpen Limited.

Harahap, R. E., Siregar, L. A. M., & Bayu, E. S. (2013). Pertumbuhan akar pada perkecambahan beberapa varietas tomat dengan pemberian polyethylene glikol (PEG) secara in vitro. Jurnal Agroekoteknologi, 1(3), 418-428.

Idris, M., & Mansyurdin. (2010, 10-11 Mei). Struktur anatomi daun klon andalas (Morus macroura) hasil seleksi cekaman kekeringan secara secara in-vitro menggunakan polietilena glikol. Tulisan disajikan pada Seminar dan Rapat Tahunan BKS-PTN Wilayah Barat ke-21, Pekan Baru.

Irawan, A., Nurcahyani, E., & Zulkifli. (2015, 29 April). Kandungan klorofil daun planlet pisang raja bulu (Musa paradisiaca) hasil seleksi in vitro terhadap cekaman kekeringan. Tulisan disajikan pada Seminar Swasembada Nasional Pangan Bandar Lampung.

Mapikasari, S., Adisyahputra, & Indrayanti, R. (2017). Perkecambahan empat aksesi jewawut (Setaria italica) pada kondisi cekaman kekeringan artifisial. Bioma, 13(1), 43-50.

Marschner, H. (1995). Mineral nutrition of higher plants. London , UK: Academic Press.

Montgomery, D. C. (2001). Design and analysis of experiments-5th edition. New York, USA: John Wiley & Sons, Inc

Morgan, J. M. (1992). Osmotic components and properties associated with genotypic differences in osmoregulation in wheat. Australian Journal Of Plant Physiology, 19, 67-76.

Munarso, Y. P. (2011). Keragaan padi hibrida pada sistem pengairan intermitten dan tergenang. . Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 30(3), 189-195.

Nazirah, L., Purba, E., Hanum, C., & Rauf, A. (2015). Evaluasi toleransi berbagai padi gogo terhadap cekaman kekeringan dengan penggunaan PEG (Polyetilen glicol). Lentera, 15(16), 61-68.

Nio, S. A., & Kandou, F. E. F. (2000). Respons pertumbuhan padi (Oryza sativa L.) sawah dan gogo pada fase vegetatif awal terhadap cekaman kekeringan. Eugenia, 6, 270-273.

Nio, S. A., Tondais, S. M., & ButarButar, R. (2010). Evaluasi indikator toleransi cekaman kekeringan pada fase perkecambahan padi (Oryza sativa). Jurnal Biologi, XIV(1), 50-54.

Ozturk, A., Taskesenligil, B., Haliloglu, K., Aydin, M., & Caglar, O. (2016). Evaluation of bread wheat genotypes for early drought resistance via germination under osmotic stress, cell membrane damage and paraquat tolerance. Turkish Journal of Agriculture and Forestry, 40, 146-159.

Passioura, J. B. (1981). Water collection by roots. In L. G. Paleg & D. Aspinall (Eds.), The physiology and biochemistry of drought resistance in plants (pp. 39-53). Sidney, Australia: Academic Press.

Savitri, E. S. (2010). Pengujian in vitro beberapa varietas kedelai (Glycine max) toleran kekeringan menggunakan polyethylene glikol (PEG) 6000 pada media padat dan cair. El-Hayah, 1(2), 9-13.

Sharp, R. E., & Davis, W. J. (1989). Regulation of growth and development of plants growing with a restricted supply of water. In H. G. Jones, T. J. Flowers, & M. B. Jones (Eds.), Plant under stress. Cambridge, U.K Cambridge University Press.

Sinaga, E., Rahayu, M. S., & Maharijaya, A. (2015). Seleksi toleransi kekeringan in-vitro terhadap enam belas aksesi tanaman terung (Solanum melongena) dengan polietilena glikol (PEG). Jurnal Hortikultura Indonesia, 6(1), 20-28.

Sobrado, M. A. (2007). Relationship of water transport to anatomical features in the mangrove (Laguncularia racemosa) grown under contrasting salinities. New Phytologist, 173, 584-591.

Torey, P. C., Nio, S. A., Siahaan, P., & Mambu, S. M. (2013). Karakter morfologi akar sebagai indikator kekurangan air pada padi lokal superwin. Jurnal Bios Logos, 3(2), 57-64.

Verlues, P. E., Agarwal, M., & Zhu, J. (2006). Methods and concepts in quantifying resistance to drought, salt and freezing, abiotic stress that affect plant water status. Plant Journal, 45(4), 523-539.

Wang, L. F. (2014). Physiological and molecular responses to drought stress in rubber tree (Hevea brasiliensis Muell.Arg.). Plant Physiology and Biochemistry, 83, 243-249.

Widoretno, W., & Winarsih, L. (2010). Pengaruh stress kekeringan pada fase vegetatif terhadap kandungan prolin dan gula total terlarut pada beberapa genotipe kedelai (Glycine Max). Jurnal Ilmu -Ilmu Hayati, 22, 1-7.

Widyastuti, Y., Purwoko, B. S., & Yunus, M. (2016). Identifikasi toleransi kekeringan tetua padi hibrida pada fase perkecambahan menggunakan polietilen glikol (PEG) 6000. Jurnal Agronomi Indonesia, 44, 235-241.

Yasar, F., Turkmen, S., & Ellialtioglu, S. S. (2006). Determination of antioxidant activities in some melon (Cucumis melo L.) varieties and cultivars under salt stress. The Journal of Horticultural Science and Biotechnology, 8(14), 627-630.

Yasar, F., Uzai, O., Yasar, O., & Ellialtioglu, S. S. (2014). Root, stem, and leaf ion accumulation in drought-stresses green bean (phaseolus vulgaris) genotypes treated with PEG-6000. Fresenius Environmental Bulletin, 23(10a), 2656-2662.

Zuyasna, Effendi, Chairunnas, & Arwin. (2016). Efektivitas polietilen glikol sebagai bahan penyeleksi kedelai kipas merah bireun yang diradiasi sinar gamma untuk toleransi terhadap cekaman kekeringan. Jurnal Floratek, 11(1), 66-74.

Downloads

Published

2020-07-10

How to Cite

Pasaribu, S. A., & Tistama, R. (2020). DETEKSI DINI TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN SEMAIAN KARET (Hevea brasiliensis) GT1 DENGAN POLIETILEN GLIKOL 6000. Warta Perkaretan, 38(2), 61–74. https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v38i2.645

Issue

Section

Original Research Article