EVALUASI KINERJA KLON KARET UNGGUL DENGAN PENERAPAN SISTEM SADAP INTENSITAS RENDAH
DOI:
https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v39i1.672Keywords:
Hevea brasiliensis, klon karet, frekuensi sadap, respon klon, produktivitasAbstract
Harga karet yang rendah pada saat ini menjadi tantangan bagi perusahaan perkebunan untuk mengupayakan komoditas ini tetap menguntungkan. Upaya yang dapat dilakukan adalah efisiensi biaya terutama pada penggunaan tenaga kerja. Penyadapan dengan menggunakan frekuensi sadap rendah (d4) merupakan salah satu upaya yang dapat diterapkan untuk mengurangi jumlah tenaga penyadap,namun yang menjadi kendala adalah tidak semua klon karet unggul memiliki respon yang baik dengan penerapan sistem sadap frekuensi rendah. Tujuan tulisan ini adalah untuk mengevaluasi produktivitas klon-klon karet unggul dari beberapa perkebunan di Provinsi Sumatera Utara yangmenerapkan sistem sadap 1/2S d3 dan 1/2S d4 dengan menggunakan stimulan etephon konsentrasi 2,5%. Hasil evaluasi di beberapa perkebunan memperlihatkan bahwa produksi karet pada klon-klon unggul rekomendasi yang disadap dengan frekuensi sadap d3 masih lebih tinggi dibandingkan dengan d4, namun terdapat beberapa klon,seperti PB 330, IRR 104, IRR 220, dan RRIM 901yang memiliki produksi tergolong tinggi yang disadap dengan menggunakan frekuensi sadap d4. Klon-klon karet tersebut potensial dikembangkan sebagai klon karet yang respon terhadap penyadapan frekuensi rendah.
References
Aidi-Daslin, Suhendry, I & Azwar, R. (1997). Produktivitas perkebunan karet dalam hubungannya dengan jenis klon dan agroklimat. Kumpulan Makalah Apresiasi Teknologi Peningkatan Produktivitas Lahan Perkebunan Karet. 1997 : 201-215.
Aidi-Daslin. I. Suhendry and R. Azwar. 2000. Growth characteristics and yield performance of recommended clones in commercial planting. Proc. Indonesian Rubb. Conf. and IRRDB Symp. 2000, 150-158.
Aidi-Daslin. (2012). Evaluasi Pengujian Lanjutan Klon Karet IRR Seri 120-140. J. Penel. Karet, 30(2): 65-74.
Aidi-Daslin. (2013). Ketahanan genetik berbagai klon karet introduksi terhadap penyakit. J. Penel. Karet, 31(2): 79-87.
Aidi-Daslin &Pasaribu, S.A.( 2015). Uji adaptasi klon karet irr seri 100 pada agroklimat kering di kebun sungei baleh kabupaten asahan sumatera utara. J. Penel. Karet, 33 (1) : 25 – 34.
Basuki, Pawirosoemardjo, S., Nasution, U., Sutardi, Sinulingga, W., & Situmorang, A. (1990). Penyakit gugur daun Colletotrichum pada tanaman karet di Indonesia. Potensi, Penyebaran dan Penanggulangannya. Pros. Lok. Nas. Pemuliaan Tanaman Karet 1990. Medan.
Basuki. (1992). Manajemen penyakit tumbuhan di perkebunan karet. Pros. Lok. Nas. Pemuliaan Tanaman Karet 1992.Medan.
Boerhendhy, I & Amypalupy, K. (2011). Optimalisasi produktivitas karet melalui penggunaan bahan tanam, pemeliharaan, sistem eksploitasi, dan peremajaan tanaman. J. Litbang Pertanian, 30 (1) : 23-30.
Boerhendhy I.(2013). Prospek perbanyakan bibit karet unggul dengan teknik okulasi dini. J. Litbang. Pertanian, 32(2): 85-90.
Boerhendhy I. 2013. Penggunaan stimulan sejak awal penyadapan untuk meningkatkan produksi klon IRR 39. J. Penel. Karet, 31(2): 117-126.
Chandrika, M., Patel, J.M., and Patel, C.J. (2015). Gene x environment interaction and stability analysis for yield and yield determinant traits in Castor (Ricinus Communis L). IOSR Journal of Agriculture and Veterinary Science, 8 (6): 68-72.
Dalimunthe, C. I., Fairuzah, Z., & Aidi-Daslin. (2015). Ketahanan lapangan tanaman karet klon IRR seri 100 terhadap tiga patogen penting penyakit gugur daun. J. Penel. Karet,33 (1): 35-46.
Darmandono. (1996). Pengaruh elevasi terhadap produktivitas karet. J. Penel. Karet, 14(1) : 56- 69.
Des Marais, Hernandez, K.M., & Juenger, T.E.(2013). Genotype-by-environment interaction and plasticity: Exploring genomic responses of plant of the abiotic environment. J.Annu. Rev. Ecol. Evol. Syst, 44 (1):5–29. doi: 10.1146/annurev-ecolsys-110512-135806.
Goncalves, P. S., Cardinal, A. B. B., Dacosta, R. B., Bortoletto, N & Gouvea, L. R. L. (2005). Genetic variability and selection for laticiferous system characters in Hevea brasiliensis. Genetic and Molecular Biology. 28 (3), 414-422.
Gonçalves, P.S., Silva, M.A., Gouvêa, L.R.L., & Junior, E.J.S. (2006). Genetic variability for girth and rubber yield. Sci. Agric, 63(3): 246-254
Hadi, H. (2005). Sifat Ketahanan Beberapa Klon Karet terhadap Penyakit Gugur Daun Corynespora. J. Penel. Karet, 23(1): 36 – 46.
Jacob, J.L., Prevot, J.C., Roussel, D., Lacrotte, R., Serres, E., d'Auzac, J., Eschbach, J.M. & H. Omont, L. (1989). Physiology of Rubber Tree Latex. Boca Raton. CRC Press.
Kuswanhadi, Sumarmadji, Karyudi, Siregar, T. H. S. (2009). Optimasi Produksi Klon Karet Melalui Sistem Eksploitasi Berdasarkan Metabolisme Lateks. Pros. Lok. Nas. Pemuliaan Tanaman. Batam.
Montoro, P., Carron, M.P., Demange, A.C., Jourdan, C., Nurhaimi-Haris, Sumarmadji, & Sumaryono. (2012). Integration of biotechnologies for rubber tree improvement: what about rootstock clones?. Proc. Inter. Works. Rub. Planting Materials. IRRDB-IRRI. Bogor-Indonesia.
Murdiyarso. (1990). Aspek aerodinamika dalam pengelolaan perkebunan. Forum Komunikasi Perkebunan ke-VI, PT. Perkebunan IV. Gunung Pamela.
Nang, N., Hai, T. V., Thanh, D. K., Luyen, P. V., Tuan, T. V., Thai, N. V., Viet, N. Q., & Thui, K. T. (2015). The yield and latex physiological parameters on d3 and d4 tapping system of PB 260 clone at shoutheast region in Vietnam. Proc. Inter. Rub. Conference. IRRDB-RRIV. Ho Chi Minh City. Vietnam.
Nath, D & Dasgupta, T. (2013). Genotype × Environment Interaction and Stability Analysis in Mungbean; Journal of Agriculture and Veterinary Science,5 (1): PP 62-70.
Nugrahani, M.O., Rouf, A., Widyasari, T., Aji, Y.B.S., & Rinojati, N. D. (2017). Kombinasi sistem sadap frekuensi rendah dan penggunaan stimulan untuk optimasi produksi dan penurunan biaya penyadapan di panel BO. J. Penel. Karet, 35 (1) : 59 – 70.
Nyabundi, K.W., Owuor, P.O., Netondo, G.W. and Bore, J.K., 2016. Genotype and Environment Interactions of Yields and Yield Components of Tea (Camellia sinensis) Cultivars in Kenya. American Journal of Plant Sciences, 7 (2): 855-869. http://dx.doi.org/10.4236/ajps.2016.76081.
Radite-Tistama dan Sumarmadji. (2007). Pengelompokan klon karet berdasarkan sifat metabolismenya untuk menerapkan sistem eksploitasi yang optimal. Materi pada Workshop Pengadaan Bahan Tanam Karet Unggul dan Pengenalan Klon Penghasil Lateks-Kayu. Medan.
Rachmawan, A dan Sumarmadji. (2007). Kajian karakter fisiologi dan sifat karet pada klon PB260 menjelang buka sadap. Jurnal Penelitian Karet, 25(2): 62-65
Santoso, B dan Basuki. (1990). Hubungan produktivitas dan tingkat kerusakan oleh angin pada tanaman karet. Forum Komunikasi Perkebunan ke-VI, PT. Perkebunan IV. Gunung Pamela.
Senevirathne, A. M. W. K., Wilbert, S., Perera, S. A. P. S., & Wijesinghe, A. K. H. S. (2007). Can tapping panel dryness of rubber (Hevea brasiliensis) be minimised at field level with better management. Journal of the Rubber Research Institute of Sri Lanka, 88 (2): 77 – 87.
Siagian, N., Aidi-Daslin & Hadi, H. (2008). Potensi poduksi klon unggul karet dan upaya pencapaian melalui penyusunan bahan tanam bermutu. Pros. Lok. Nas. Agribisnis Karet. Yogyakarta.
Siregar, T. H. S., Suhendry, I., & Sumarmadji. (2009). Manajemen sistem eksploitasi menghadapi dinamika harga karet dan biaya. Makalah Pertemuan Teknis Eksploitasi Tanaman Karet. Pusat Penelitian Karet. Medan.
Soekirman, P., Soepena, H & Situmorang, A. (1992). Sebaran penyakit utama tanaman karet di Indonesia. Pros. Lok. Nas. Pemuliaan Tanaman Karet 1992. Medan.
Soumahin, E. F., Obouayeba, S., & Anno, P. A. (2009). Low tapping frequency with hormonal stimulation on Hevea brasiliensis clone PB 217 reduces tapping manpower requiment. Journal of Animal and Plant Sciennces, 2(3), 109 – 117.
Sudjarmoko. 2013. Peran strategis industri benih dalam gerakan nasional peningkatan produktivitas karet di Indonesia. Medkom Perkebunan. Tanaman Industri dan penyegar. Malang.
Sugiyanto, Y., H. Sihombing dan Darmandono. (1998). Pemetaan agroklimat dan tingkat kesesuaian lahan perkebunan karet. Pros. Lok. Pemuliaan 1998 & Diskusi Prospek Karet Alam Abad 21. Medan.
Sumarmadji.(2000). Sistem eksploitasi tanaman karet yang spesifik-diskriminatif. Warta Pusat Penelitian karet, 19(1-3): 31 – 39
Sumarmadji, Siregar, T.H.S., & Karyudi. (2003). Sistem eksploitasi yang lebih sesuai untuk menunjang produktivitas karet yang optimal. Pros. Konf. Agrib. Karet Menunjang IndustriLateks dan Kayu. Medan.
Sumarmadji, Karyudi, Siregar, T. H. S., Junaidi, U. (2006). Optimasi produktivitas klon karet melalui berbagai sistem eksploitasi. Pros. Lok. Nas. Pemuliaan Tanaman. Pusat Penelitian Karet. Medan.
Sumarmadji, Junaidi, Atminingsih, Kuswanhadi, & Rouf, A. (2012). Paket teknologi penyadapan untuk optimasi produksi sesuai tipologi klon. Pros. Konf. Nas. Karet. Yogyakarta.
Syarifa, L. F., Agustina, D. S., Nancy, C., & Supriadi, M. (2016). Dampak rendahnya harga karet terhadap kondisi sosial ekonomi petani karet di sumatera selatan. J. Penel. Karet, 34 (1): 119-126.
Widyasari, T., Nugrahani, M.O., Rouf, A., Aji, Y.B.S., & Rinojati, N. D. (2017). Analisis kelayakan ekonomi berbagai sistem sadap pada panel bo tanaman karet (studi kasus kebun batu jamus, jawa tengah). J. Penel. Karet, 35(2): 171-178.
Woelan, S., Suhendry, I & Aidi-Daslin.(2006). Pengenalan Klon Karet Penghasil Lateks dan Lateks-Kayu. Deli Serdang. Penerbit Balai Penelitian Sungei Putih.
Woelan, S., Sayurandi, & Irwansyah, E. (2014). Keragaman genetik tanaman karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) dari hasil persilangan interspesifik. J. Penel Karet, 32(2): 109-121.
Wulandari SA dan N. Kemala. (2016). Kajian komoditas unggulan sub-sektor perkebunan di provinsi jambi. Jurnal Ilmiah Universitas Batang Hari, 16(1): 134-141.
Zakir, M.(2018). Review on Genotype X Environment Interaction in Plant Breeding and Agronomic Stability of Crops. Journal of Biology, Agriculture and Healthcare, 8(12): 14-21.