PERBANDINGAN PERTUMBUHAN TANAMAN KARET BELUM MENGHASILKAN ASAL BIBIT TABELA DAN STUM POLIBEG

Authors

  • Jamin Saputra Pusat Penelitian Karet
  • Andi Nur Cahyo Pusat Penelitian Karet
  • Alchemi Putri Juliantika Kusdiana Pusat Penelitian Karet

DOI:

https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v39i2.697

Keywords:

bibit tanaman karet, pertumbuhan karet, tabela, stum, Ultisol

Abstract

Kualitas bahan tanam karet juga menjadi faktor penentu produksi pohon karet. Kualitas bahan tanam karet yang rendah dapat menurunkan produksi sebesar 20 - 50% lebih rendah dari kualitas bahan tanam karet standar. Bibit yang digunakan untuk budidaya tanaman karet umumnya dalam bentuk bibit polibeg. Bibit polibeg terdapat dua jenis yaitu stum dalam polibeg dan tabela (tanam benih langsung) di polibeg. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan selama tanaman belum menghasilkan (TBM) karet klon IRR 112 dan IRR 118 asal bibit tabela dan stum dalam polibeg. Penelitian dilakukan di kebun percobaan Pusat Penelitian Karet Sembawa dengan jenis tanah ultisol. Masingmasing klon ditanam pada areal 2 ha dengan populasi 550 pohon per ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan klon IRR 112 lebih jagur dibandingkan dengan klon IRR 118, pertumbuhan bibit asal tabela dan stum dalam polibeg tidak berbeda nyata baik pada klon IRR 112 maupun pada klon IRR 118. Kesimpulan yang dapat diambil adalah baik bibit tabela maupun stum dalam polibeg dapat digunakan sebagai bahan tanam untuk budidaya tanaman karet, namun bibit tabela memiliki beberapa keunggulan diantaranya lebih murah, proses pembibitannya lebih singkat dan membutuhkan areal yang lebih sedikit.

References

Adiwiganda, Y. T., Hardjono, A., Manurung, A., Sihotang, U. T. B. D., Sudiharto, Goenadi, D. H., & Sihombing, H. (1994). Teknik penyusunan rekomendasi pemupukan tanaman karet. In Forum Komunikasi Karet (pp. 1–17). Sembawa: Pusat Penelitian Karet.

Aidi-Daslin. (2014). Perkembangan Penelitian Klon Karet Unggul IRR Seri 100 sebagai Penghasil Lateks dan Kayu. Warta Perkaretan, 33(1), 1–10.

Amypalupy, K. (2012). Pembuatan Bahan Tanam; Saptabina Usahatani Karet Rakyat. (M. Lasminingsih, H. Suryaningtyas, C. Nancy, & A. Vachlepi, Eds.) (VI). Palembang: Balai Penelitian Sembawa, Pusat Penelitian Karet.

Chanana, Y. R., & Gill, M. I. S. (2008). General Horticulture : Propagation and Nursery Management. Ludhiana: Department of Horticulture. Punjab Agricultural University.

Hasanudin, & Gonggo, M. B. (2004). Pemanfaatan mikrobia pelarut fosfat dan mikoriza untuk perbaikan fosfor tersedia, serapan fosfor tanah (ultisol) dan hasil jagung (pada ultisol). Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia, 6(1), 8–13.

Hidayat, A., & Mulyani, A. (2002). Lahan Kering untuk Pertanian. In A. Abdurachman, Mappaona, & Saleh (Eds.), Teknologi Pengelolaan Lahan Kering Menuju Pertanian Produktif dan Ramah Lingkungan (pp. 1–34). Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat.

Irawan, B. (2006). Fenomena Anomali Iklim El-Nino dan La-Nina: Kecenderungan Jangka Panjang dan Pengaruhnya terhadap Produksi Pangan. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 24(1), 28 – 45.

Junaidi, Atminingsih, & Siagian, N. (2014). Pengaruh jenis mata entres dan klon terhadap keberhasilan okulasi dan pertumbuhan tunas pada okulasi hijau di polibeg. Jurnal Penelitian Karet, 32(1), 21–30.

Kusdiana, A. P. J., Syafaah, A., & Febbiyanti, T. R. (2017). Resistance of Rubber Clones Recommended in Indonesia to Corynespora and Colletotrichum Leaf Fall Diseases. In Proccedings of International Rubber Conference 2017 (pp. 811–821). Jakarta: Indonesian Rubber Research Institute dan International Rubber Research and Development Board.

Pawirosoemardjo, S. (2004). Indonesian Rubber Research Institute dan International Rubber Research and Development Board. In Prosiding Pertemuan Teknis (pp. 21–45). Palembang: Pusat Penelitian Karet.

Prasetyo, B. H., & Suriadikarta, D. A. (2006). Karakteristik, potensi, dan teknologi pengelolaan tanah ultisol untuk pengembangan pertaian lahan kering di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian, 25(2), 39–47.

Rao, P. S., & Vijayakumar, K. R. (1992). Climatic requirements. In Sethuraj M. R. and N.M. Mathew (Ed.), Natural Rubber : Biology, Cultivation, and Technology. Amsterdam.

Saputra, J., Stevanus, C. T., & Cahyo, A. N. (2016). The Effect of El-Nino 2015 on The Rubber Plant (Hevea brasiliensis) Growth in The Experimental Field Sembawa Research Centre. Widyariset, 2(1), 37–46. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.14203/widyariset.2.1.2016.37-46

Siagian, N., Aidi-Daslin, & Hadi, H. (2008). Potensi produksi klon unggul karet dan upaya pencapaiannya melalui penggunaan bahan tanam bermutu. In Prosiding Lokakarya Nasional Agribisnis Karet (pp. 95–116). Yogyakarta: Pusat Penelitian Karet.

Siagian, N., & Bukit, E. (2015). Komparasi teknis dan finansial pengadaan benih melalui okulasi tanaman di polibeg dengan okulasi di lapangan. Warta Perkaretan, 34(2), 115–126.

Subagyo, H., Suharta, N., & Siswanto, A. B. (2004). Sumberdaya Lahan Indonesia dan Pengelolaannya. In A. Adimihardja, L. I. Amien, F. Agus, & D. Djaenudin (Eds.), Tanah-tanah pertanian di Indonesia (pp. 21–66). Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat.

Wijaya, T. (2008). Kesesuaian Tanah dan Iklim untuk Tanaman Karet. Warta Perkaretan, 30(2), 33–34.

Wijaya, T., Cahyo, A. N., & Ardika, R. (2011). Antisipasi Anomali Iklim La Nina Dan Upaya Mengatasinya Pada Perkebunan Karet. Warta Perkaretan, 30(2), 53–61.

Downloads

Published

2020-10-03

How to Cite

Saputra, J., Cahyo, A. N., & Kusdiana, A. P. J. (2020). PERBANDINGAN PERTUMBUHAN TANAMAN KARET BELUM MENGHASILKAN ASAL BIBIT TABELA DAN STUM POLIBEG. Warta Perkaretan, 39(2), 127–136. https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v39i2.697

Issue

Section

Original Research Article