STUDI PEMANFAATAN EKSTRAK KUNYIT (Curcuma domestica Valeton) UNTUK PENGENDALIAN PENYAKIT JAMUR AKAR PUTIH PADA TANAMAN KARET
DOI:
https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v35i1.85Keywords:
tanaman karet, jamur akar putih, Rigidoporus microporus, ekstrak kunyit, Curcuma domesticaAbstract
Penyakit jamur akar putih (JAP) yang disebabkan oleh cendawan Rigidoporus microporus (Sw.) Overeem masih menjadi penyakit penting dan merugikan pada perkebunan karet Indonesia hingga saat ini. Upaya pengendalian JAP secara biologi terus dilakukan untuk melengkapi cara lain yang telah ada (kimia dan kultur teknis) agar diperoleh hasil yang lebih efisien dan efektif. Studi pendahuluan pemanfaatan bahan tanaman antagonis telah memberikan capaian yang prospektif. Diperolehnya ekstrak tanaman antagonis kunyit (C. domestica) yang efektif untuk pengendalian JAP. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas, persistensi, dan fitotoksisitas bahan nabati tersebut yang diekstrasi menggunakan berbagai bahan pelarut dan dibuat dalam berbagai bentuk formula. Hasil penelitian yang dilakukan di laboratorium dan rumah kaca Balai Penelitian Sembawa menunjukkan bahwa pada kondisi laboratorium ekstrak kunyit efektif menekan perkembangan cendawan R. microporus sebesar 43,25% s.d. 65,13% terhadap kontrol. Pada kondisi rumah kaca diperoleh hasil bahwa formula ekstrak kunyit 20 EC + pelarut n-hexane dapat menurunkan intensitas serangan penyakit JAP sebesar 20,80%. Semua jenis formula yang diuji tidak toksik terhadap tanaman karet dan memiliki persistensi yang baik sampai empat hari setelah aplikasi formula ke media tanam (tanah) dalam polibeg.
References
Arneti. (2012). Bioaktivitas ekstrak buah Piper aduncum L. (Piperaceae) terhadap Crocidolomia pavonana (F.) (Lepidoptera : Crambidae) dan formulasinya sebagai insektisida botani. Dr. Disertasi, Universitas Andalas, Padang.
Dadang, N., Isnaeni, K., & Ohsawa. (2007). Ketahanan dan pengaruh fitotoksik campuran ekstrak Piper retrofractum dan Annona squamosa pada pengujian semi lapangan. J. HPT Tropika. 7(2), 91-99.
Gavrilescu, M. & Chisti, Y. (2005). Biotechnology-a sustainable alternative for chemical industry. Biotechnology Advances. 23, 471-499.
Himesh, S., Sharan, P.S., Mishra, K., Govind, N., & Singhai, A.K. (2011). Qualitative and quantitative profile of curcumin from ethanolic extract from Curcuma longa. International Reserach Journal of Pharmacy. 4, 180-184.
Jayasinghe, C.K. (2011). White root disease, the most devastating root disease of the rubber tree. International Rubber Research and Development Board: Malaysia.
Mattjik, A.A. & Sumertajaya, M. (2006). Perancangan percobaan dengan aplikasi SAS dan minitab. Institut Pertanian Bogor Press: Bogor.
Ogbebor, N. & Adekunle, A.T. (2005). Inhibition of Conidial germination and mycelial growth of Corynespora cassiicola (Berk & Curt) of Rubber (Hevea brasiliensis muell. Arg.) using extracts of swome plants. Africans journal of Biotechnology, 4(9), 996-1000.
Prijono, D. (2006). Peranan pestisida botani dalam pengendalian hama terpadu. Pertemuan Koordinasi Pengembangan Pertanian Ramah Lingkungan & Organik. Bogor 17-18 Maret 2006. Bogor. Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian Bogor. 1-18.
Sinaga, M.S. (2006). Dasar-dasar ilmu penyakit tumbuhan. Penebar Swadaya: Jakarta.
Situmorang, A. & Budiman A. (2003). Penyakit tanaman karet dan pengendaliannya. Pusat Penelitian Karet, Balai Penelitian Sembawa: Palembang.
Situmorang, A., Suryaningtyas, H., & Febbiyanti T.R. (2006). Control of white root disease using antagonistic plant on rubber plantation. Proceedings International on White Root Disease of Hevea Rubber. Salatiga, 28-29 November 2006. 82-96.
Sunarto, Solichatun, Listyawati, S., Etikawati, N., & Susilowati, A. (1999). Aktivitas antifungal ekstrak kasar daun dan bunga cengkeh (Syzigium aromaticum L.) pada pertumbuhan cendawan perusak kayu. BioSMART. 2, 20-27.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2016 Warta Perkaretan
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Submission of a original research or review articles in Warta Perkaretan implies that the submitted  manuscript has not been published in any scientific journal (except being part of the abstract, thesis, or report). The submitted manuscript also is not under consideration for publication elsewhere. All co-authors involve in the publication of the manuscript should give their approval. Once, the manuscript is accepted and then published in Warta Perkaretan, the Author(s) keep hold the copyright and retain publishing right without restrictions. Author(s) and Warta Perkaretan users are allowed to multiply the published manuscript as long as not for commercial purposes. The journal users are also permissible to share the published manuscript with an acknowledgement to the Author(s). The Editorial Boards suggest that the Authors should manage patent before publishing their new inventions.