POLA TUMPANG SARI KARET-PADI PADA TINGKAT PETANI DI LAHAN PASANG SURUT (Studi Kasus Di Desa Nusantara, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten OKI, Provinsi Sumatera Selatan)
DOI:
https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v35i2.94Keywords:
Karet, padi, tanaman sela, produktivitas lahanAbstract
Usahatani padi sebagai tanaman sela karet berpengaruh terhadap pertumbuhan lilit batang karet, meningkatkan produktivitas lahan, meningkatkan pendapatan petani dan meningkatkan pemeliharaan tanaman karet. Pengkajian dilaksanakan di lahan pasang surut tipe luapan C Air Sugihan, Sumatera Selatan pada bulan Juni dan Oktober 2014. Tujuan pengkajian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan karet pola tumpangsari padi, hasil padi sebagai tanaman sela karet dan pendapatan petani pola tumpangsari karet-padi di daerah pasang surut. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa pertumbuhan lilit batang karet klon PB 260 umur 3 tahun pola tumpangsari karet-padi dengan sistem bedengan 16,52% lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan lilit batang karet monokultur tanpa sistem bedengan. Produksi padi sebagai tanaman sela karet adalah 2.800 kg/ha GKG. Usahatani padi sebagai tanaman sela karet pada saat harga rendah masih menguntungkan dengan R/C ratio 1,46, sedangkan pada saat harga tinggi sangat menguntungkan dengan R/C ratio 1,94. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani padi sebagai tanaman sela karet di daerah pasang surut secara ekonomis menguntungkan dan layak untuk dikembangkan, terutama pada areal karet rakyat. Pola tumpangsari karet-padi di daerah pasang surut sebaiknya dilakukan dengan sistem bedengan yaitu memberikan air irigasi, membuat tinggi muka air tetap agar lapisan di bawah perakaran tanaman karet dan padi dalam kondisi jenuh air sehingga mampu menekan keracunan pirit (FeS2). Selain itu, memperbaiki unsur hara serta menggunakan klon dan varietas yang adaptif untuk meningkatkan produktivitas tanaman karet dan padi.