PELAPIS LATEKS SEBAGAI ANTITRANSPIRAN PADA DAUN BIBIT TANAMAN KARET

Authors

DOI:

https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v42i2.947

Keywords:

anti-transpiran, Hevea brasiliensis, lateks

Abstract

Pengendalian laju transpirasi yang berlebihan pada tanaman karet dapat dilakukan dengan aplikasi bahan anti-transpiran untuk mengurangi konduktivitas stomata selama musim kemarau. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh formula anti-transpiran lateks dengan berbagai konsentrasi terhadap laju transpirasi dan nilai Performance Index (PI) selama periode cekaman kekeringan. Bahan tanam dalam penelitian ini berupa bibit karet klon PB 260 satu payung daun yang ditanam pada polibeg berukuran 15 x 35 cm. Penelitian menggunakan rancangan split-plot dengan dua faktor dan tiga ulangan. Faktor pertama adalah pemberian anti-transpiran tanpa anti-transpiran sebagai kontrol (A0), anti-transpiran lateks 7,5% (A7,5), anti-transpiran lateks 15% (A15), dan anti-transpiran lateks 22,5% (A22,5) pada daun. Faktor kedua adalah perlakuan stress kekeringan, yaitu kontrol (K) dan terminal stress (T). Parameter yang diamati meliputi luas daun, laju transpirasi, serta fluoresensi klorofil daun. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa Penggunaan anti-transpiran berbahan dasar lateks pada tanaman karet dapat menurunkan laju transpirasi oleh daun dan mempertahankan ketersediaan air dalam jangka waktu yang lebih lama. Konsentrasi anti-transpiran yang paling ideal diaplikasikan pada daun tanaman karet adalah 7,5%. Aplikasi antitranspiran dengan konsentrasi 7,5% dapat mengurangi laju transpirasi sebesar 0,05 dan 0,065 g/cm2 luas daun/hari pada perlakuan kontrol dan cekaman kekeringan (terminal stress) berturut-turut. Selain itu, perlakuan aplikasi antitranspiran dengan konsentrasi 7,5%, 15%, dan 22,5% telah dapat mengurangi laju transpirasi sekitar 50%, 50%, dan 75% berturut-turut dibandingkan perlakuan kontrol (tanpa anti-transpiran). Konsentrasi yang lebih tinggi dari pada 7,5% dapat menyebabkan penutupan stomata yang berlebihan sehingga berpotensi menyebabkan terbentuknya ROS yang berlebihan. Anti-transpiran ini dapat diaplikasikan sekali sebelum terjadinya musim kemarau/kekurangan air.

Author Biography

Andi Nur Cahyo, Sembawa Research Centre, Indonesian Rubber Research Institute

Agronomy

References

AbdAllah, A.M., Burkey, K.O., Mashaheet, A.M. (2018). Reduction of plant water consumption through anti-transpirants foliar application in tomato plants (Solanum lycopersicum L). Scientia Horticulturae, 235, 373–381. doi:10.1016/j.scienta.2018.03.005

Abdallah, M.M.S., El-Bassiouny, H.M.S., AbouSeeda, M.A. (2019). Potential role of kaolin or potassium sulfate as anti-transpirant on improving physiological, biochemical aspects and yield of wheat plants under different watering regimes. Bulletin of the National Research Centre 43. (134). doi:org/10.1186/s42269-019-0177-8.

Ahmad, P., Jaleel, C. A., Salem, M. V. A., Nabi, G., & Sharma, S. (2010). Roles of enzymatic and nonenzymatic antioxidants in plants during abiotic stress. Critical Reviews in Biotechnology, 30(3), 161–175.

Cahyo, A. N. (2021). Water Requirement Estimation of One-Whorl Rubber (Hevea brasiliensis Müll. Arg.) Planting Materials. Journal of Tropical Crop Science, 8(03), 161–167.doi:org/10.29244/jtcs.8.03.161-167.

Cahyo, A.N., Murti, R.H., Putra, E.T.S., Nuringtyas, T.R., Fabre, D., Montoro, P. (2021). Assessment of factual measurement times for chlorophyll-a fluorescence in rubber (Hevea brasiliensis) clones. Biodiversitas, 22(6), 3470–3477. doi:org/10.13057/biodiv/d220656.

Cahyo, A.N., Murti, R.H., Putra, E.T.S., Oktavia, F., Ismawanto, S., Mournet, P., Fabre, D., Montoro, P. (2022). Screening and QTLs detection for drought factor index trait in rubber (Hevea brasiliensis Müll. Arg.). Industrial Crops and Products, 190, 115894. doi:org/10.1016/j.indcrop.2022.115894.

Cahyo, A. N., In Press. Model Alometrik untuk Pendugaan Luas Daun Karet. Jurnal Penelitian Karet.

Chaves, M. M., Flexas, J., Pinheiro, C. (2009). Photosynthesis under drought and salt stress: regulation mechanisms from whole plant to cell. Annals of Botany, 103, 551–560. doi:org/10.1093/aob/mcn125.

Chen, J.-W., Zhang, Q., Li, X.-S., Cao, K.-F. (2010). Gas exchange and hydraulics in seedlings of Hevea brasiliensis during water stress and recovery. Tree Physiology 30, 876–885. doi:10.1093/treephys/tpq043.

Darmayuda, I. M. D., Astawa, I. N. G., & Sukewijaya, I. M. (2018). Pengaruh pemberian beberapa konsentrasi antitranspiran chitosan terhadap kesegaran bunga teratai (Nymphaea caerulea). Jurnal Agroteknologi Tropika, 7(1), 24–33.

Directorate of Food Crops, Horticulture, and Estate Crops Statistics. (2021). Indonesian Rubber Statistics 2020. Jakarta , Indonesia : Badan Pusat Statistik.

Foyer, C. H., & Hanke, G. (2022). ROS production and signalling in chloroplasts: Cornerstones and evolving concepts. The Plant Journal, 111(3), 642–661. doi:org/10.1111/tpj.15856.

Gardner, F. P., Pearce, R. B., & Mitchell, R. L. (1991). Physiology of Crop Plants (Fisiologi Tanaman Budidaya, alih bahasa oleh Herawati Susilo). Yogyakarta, Indonesia : Universitas Indonesia.

Hamim, H., Violita, V., Triadiati, T., Miftahudin, M. (2017). Oxidative Stress and Photosynthesis Reduction of Cultivated (Glycine max L.) and Wild Soybean (G. tomentella L.) Exposed to Drought and Paraquat. Asian Journal of Plant Sciences, 16(2), 65–77. doi:10.3923/ajps.2017.65.77.

Kalaji, H. M., Jajoo, A., Oukarroum, A., Brestic, M., Zivcak, M., Samborska, I.A., Cetner, M.D., ?ukasik, I., Goltsev, V., Ladle, R.J. (2016). Chlorophyll a fluorescence as a tool to monitor physiological status of plants under abiotic stress conditions. Acta Physiologiae Plantarum, 38, 1–11. doi:10.1007/s11738-016-2113-y.

Loveless, A.R. (1991). Principles of plant biology for the tropics. Jakarta, Indonesia : Gramedia.

Montgomery, E.G. (1911). Correlation studies of corn. (Annual Report No. 24). Nebraska, USA : Nebraska Agricultural Experimental Station.

Musa, U.T., Yusuf, M., & Ojo, S.O. (2020). Leaf area determination for sesame (sesamum indicum), wheat (triticum aestivuma), groundnut (arechis hypogaea) and bambaranut (vigna subterrane) crops using linear measurements. Journal of Biology, Agriculture and Healthcare, 10(12), 20–26.doi: 10.7176/JBAH/10-12-04.

Priyadarshan, P.M. (2017). Biology of Hevea Rubber. New York, USA : Springer Science+Business Media.

Rosawanti, P., Ghulamahdi, M., & Khumaida, N. (2015). Respon anatomi dan fisiologi akar kedelai terhadap cekaman kekeringan. Jurnal Agronomi Indonesia, 43(3), 186–192. doi:10.24831/jai.v43i3.11243.

Strasser, R. J., Tsimilli-Michael, M., Srivastava, A. (2004). Analysis of the chlorophyll a fluorescence transient, in: Papageorgiou, G.C., Govindjee (Eds.), Chlorophyll a Fluorescence (pp. 321–362). Dordrecht, Netherland: Springer Netherlands.

Sunarka, I.K., Rai, I.N., Kartini, N.L. (2015). Pengaruh konsentrasi anti-transpiran chitosan terhadap pembuahan dan produksi salak gula pasir di luar musim. Agrotop, 5(1), 30–36.

Susilo, D.E.H. (2015). Identifikasi nilai konstanta bentuk daun untuk pengukuran luas daun metode panjang kali lebar pada tanaman hortikultura di tanah gambut. Jurnal Anterior, 14(2), 139–146. doi:10.33084/anterior.v14i2.178.

Voyiatzis, D.G., & McGranahan, G. H. (1994). An improved method for acclimatizing tissue-cultured walnut plantlets using an anti-transpiran. HortScience, 29(1), 42. doi:org/10.21273/HORTSCI.29.1.42.

Wang, Z., Li, G., Sun, H., Ma, L., Guo, Y., Zhao, Z., Gao, H., Mei, L. (2018). Effects of drought stress on photosynthesis and photosynthetic electron transport chain in young apple tree leaves. Biology Open, 7, bio035279. doi:org/10.1242/bio.035279.

Downloads

Published

2023-12-13

How to Cite

Cahyo, A. N., Pranata, D. E., & Wijaya, A. (2023). PELAPIS LATEKS SEBAGAI ANTITRANSPIRAN PADA DAUN BIBIT TANAMAN KARET. Warta Perkaretan, 42(2), 81–92. https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v42i2.947

Issue

Section

Original Research Article