POLIKULTUR BERBASIS KARET UNTUK MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN NASIONAL
DOI:
https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v43i2.984Keywords:
ketahanan pangan, perusahaan perkebunan, polikultur, tanaman karet, tanaman selaAbstract
Ketahanan pangan merupakan masalah yang krusial bagi Indonesia. Perkebunan karet sangat potensial dikembangkan untuk produksi pangan dengan pendekatan polikultur. Namun demikian, adopsi pola ini masih terbatas dan belum berkelanjutan. Hasil-hasil penelitian menunjukkan produktivitas dan kelayakan ekonomi tanaman sela cukup menjanjikan. Produktivitas tanaman pangan utama yaitu padi, jagung dan kedelai pada pola polikultur rata-rata mencapai masing-masing 1,2 ton/ha, 3,0 ton/ha, dan 0,8 ton/ha dengan rasio pendapatan dan biaya (R/C ratio) berkisar antara 1,17 – 2,85. Sistem ini berpotensi sebagai penggerak ekonomi masyarakat, namun dalam pelaksanaannya masih dijumpai beberapa kendala, di antaranya biaya pemeliharaan dan resiko gagal panen tinggi, ketidakpastian pasar dan keterbatasan modal. Untuk mewujudkannya sistem polikultur berbasis karet yang berkelanjutan diperlukan penyesuaian kultur teknis dan melibatkan pengolahan pasca panen dan komunitas masyarakat sehingga produk yang dihasilkan memiliki nilai tambah yang tinggi
References
Adawiyah, C. R. (2018). Urgensi komunikasi dalam kelompok kecil untuk mempercepat proses adopsi teknologi pertanian. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 35(1), 59. https://doi.org/10.21082/fae.v35n1.2017.59-74
Agustina, D. S., Syarifa, L. F., Nancy, C., & Rosyid, M. J. (2015). Analisis usahatani tanaman sela di antara karet di wilayah Kota Prabumulih, Sumatera Selatan. Jurnal Penelitian Karet, 33(2), 157–166. https://doi.org/10.22302/ppk.jpk.v33i2.180
Ayu, K. P. (2022). Kebijakan perubahan lahan dalam pembangunan food estate di Kalimantan Tengah. Journal Ilmu Sosial, Politik Dan Pemerintahan, 11(1), 24–36. https://doi.org/10.37304/jispar.v11i1.4203
Badan Pusat Statistik. (2023). Jumlah Penduduk Pertengahan Tahun (Ribu Jiwa), 2022-2023. Produk - Tabel Statistik, Kependudukan Dan Migrasi. https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTk3NSMy/jumlah-penduduk-pertengahan-tahun--ribu-jiwa-.html
Bantacut, T. (2013). Pembangunan ketahanan ekonomi dan pangan perdesaan mandiri berbasis nilai tambah. Pangan, 22(2), 93–107.
Baringbing, M. S. (2021). Problematika lingkungan terhadap regulasi food estate sebagai program strategis nasional di Desa Gunung Mas & Pulang Pisau Kalimantan Tengah. Seminar Nasional Hukum Universitas Negeri Semarang, 7(1), 353–366. https://doi.org/10.15294/snhunnes.v7i1.710
Damayatanti, P. T. (2011). Upaya pelestarian hutan melalui pengelolaan sumberdaya hutan bersama masyarakat. Komunitas, 3(1), 70–82.
Darmawan, M. I., Hairiyah, N., & Hajar, S. (2018). Analisis nilai tambah dan kelayakan usaha manisan terung UD. Berkat Motekar di Desa Pemuda Kabupaten Tanah Laut. Jurnal Teknologi Agro-Industri, 5(2), 110–119. https://doi.org/10.34128/jtai.v5i2.77
Ditjenbun. (2022). Statistik Perkebunan Unggulan Nasional 2021-2023 (D. Gartina & R. L. L. Sukriya (eds.)). Direktorat Jendral Perkebunan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia.
Fadjar, U. (2016). Kemitraan usaha perkebunan: perubahan struktur yang belum lengkap. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 24(1), 46–60. https://doi.org/10.21082/fae.v24n1.2006.46-60
Hazell, P., & Wood, S. (2008). Drivers of change in global agriculture. Philosophical Transactions of the Royal Society B: Biological Sciences, 363(1491), 495–515. https://doi.org/10.1098/rstb.2007.2166
Hougni, D. G. J. M., Chambon, B., Penot, E., & Promkhambut, A. (2018). The household economics of rubber intercropping during the immature period in Northeast Thailand. Journal of Sustainable Forestry, 37(8), 787–803. https://doi.org/10.1080/10549811.2018.1486716
Junaidi. (2020). Strategi peningkatan nilai tambah perkebunan karet melalui diversifikasi usaha. Agriekonomika, 9(1), 72–89. https://doi.org/10.21107/agriekonomika.v9i1.6928
Mursidah. (2007). Analisis komparatif usahatani tumpangsari karet-pisang kepok dan karet-nanas. Jurnal Ekonomi Pertanian Dan Pembangunan, 4(2), 37–42.
Nihaya, Y., Awami, S. N., Wibowo, H., & Prabowo, R. (2020). Kelayakan usaha dan nilai tambah sale pisang di sentra pengolahan sale Kabupaten Grobogan. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis Dan Biosistem, 8(3), 236–244. https://doi.org/10.21776/ub.jkptb.2020.008.03.05
Nugroho, P. A., Istianto, Fairuzah, Z., & Karyudi. (2009). Pengaruh tanaman sela ubi kayu terhadap pertumbuhan tanaman karet belum menghasilkan dan pengurasan hara tanah. Jurnal Penelitian Karet, 27(1), 64–75.
Nuryanti, S., & Swastika, D. K. S. (2016). Peran kelompok tani dalam penerapan teknologi pertanian. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 29(2), 115–128. https://doi.org/10.21082/fae.v29n2.2011.115-128
Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian. (2022). Statistik Ketahanan Pangan Tahun 2022. In Mas’ud & S. Wahyuningsih (Eds.), Statistik Ketahanan Pangan. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, Sekretariat Jenderal, Kementerian Pertanian.
Putri, D. D. M., & Wijayanti, T. (2023). Analisis nilai tambah pada usaha pengolahan cabai rawit (Capsicum frutescens L.) menjadi sambal kemasan (studi kasus UMKM Dapoer Ikan Diana). Prosiding Seminar Nasional Pertanian 2023, 3(1), 1–7.
Rahmi, I., & Trimo, L. (2019). Nilai tambah pada agroindustri dodol tomat (studi kasus pada usaha kelompok wanita tani Mentari Desa Genteng, Kecamatan Sukasari, Kabupaten Sumedang). Journal of Food System and Agribusiness, 3(1), 1–7. https://doi.org/10.25181/jofsa.v3i2.1510
Rinojati, N. D., Putra, R. C., Afifah, E., & Muliawansyah, I. (2016). Analisis efisiensi usahatani pisang di antara tanaman karet: studi kasus di Kebun Cibungur, PTPN VIII Jawa Barat. Warta Perkaretan, 35(1), 37–48. https://doi.org/10.22302/wp.v35i1.79
Rodrigo, V. H. L., Silva, T. U. K., & Munasinghe, E. S. (2004). Improving the spatial arrangement of planting rubber (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) for long-term intercropping. Field Crops Research, 89(2–3), 327–335. https://doi.org/10.1016/j.fcr.2004.02.013
Rodrigo, V. H. L., Stirling, C. M., Silva, T. U. K., & Pathirana, P. D. (2005). The growth and yield of rubber at maturity is improved by intercropping with banana during the early stage of rubber cultivation. Field Crops Research, 91(1), 23–33. https://doi.org/10.1016/j.fcr.2004.05.005
Ruhimat, I. S. (2015). Status keberlanjutan usahatani agroforestry pada lahan masyarakat: studi kasus di Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat. Jurnal Penelitian Sosial Dan Ekonomi Kehutanan, 12(2), 99–110.
Sahuri. (2017). Pengaturan pola tanam karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) untuk tumpang sari jangka panjang. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 22(1), 46–51. https://doi.org/10.18343/jipi.22.1.46
Sahuri. (2019). Teknologi tumpangsari karet-tanaman pangan: kendala dan peluang pengembangan berkelanjutan. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pertanian, 38(1), 23–34. https://doi.org/10.21082/jp3.v38n1.2019.p23-34
Sahuri, S., Cahyo, A. N., & Nugraha, I. S. (2016). Pola tumpang sari karet-padi sawah pada tingkat petani di lahan pasang surut (studi kasus di Desa Nusantara, Kecamatan Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten OKI, Provinsi Sumatera Selatan). Warta Perkaretan, 35(2), 107–120. https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v35i2.94
Sahuri, S., & Rosyid, M. J. (2015). Analisis usahatani dan optimalisasi pemanfaatan gawangan karet menggunakan cabai rawit sebagai tanaman sela. Warta Perkaretan, 34(2), 77–88. https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v34i2.250
Sakiah, Sembiring, M., & Utomo, T. (2018). Pengaruh kacangan penutup tanah Mucuna bracteata terhadap beberapa sifat fisik dan kimia tanah ultisol pada perkebunan karet (Hevea brasiliensis). Jurnal Agro Estate, II(1), 9–15.
Santosa, E. (2014). Percepatan pengembangan food estate untuk meningkatkan ketahanan dan kemandirian pangan nasional. Risalah Kebijakan Pertanian Dan Lingkungan, 1(2), 80–85. https://doi.org/10.20957/jkebijakan.v1i2.10290
Sitepu, I., & Sitorus, V. (2020). Nilai tambah pengolahan kangkung hidropinik menjadi kangkung rendang. Jurnal Agrilink, 2(2), 95–106.
Sumarti, L., Utomo, N., Erfan, & Sasaka, R. F. (2023). Analisis nilai tambah kedelai pada home industry tahu. Jurnal Ilmiah Pertanian Agro Tatanen, 5(1), 19–27.
Suriadikarta, D. A. (2009). Pembelajaran dari kegagalan penanganan Kawasan PLG Sejuta Hektar menuju pengelolaan lahan gambut berkelanjutan. Pengembangan Inovasi Pertanian, 2(984), 229–242.
Suryana. (2009). Pengembangan usaha ternak sapi potong berorientasi agribisnis dengan pola kemitraan. Jurnal Litbang Pertanian, 28(1), 29–37.
Syakur, A., Maksum, H., Lasmini, S. A., & Hayati, N. (2020). Penerapan teknologi usahatani terintegrasi tanaman dan ternak untuk meningkatkan ketahanan ekonomi masyarakat. Abditani, 3(2), 87–91.
Syarifa, L. F., Agustina, D. S., Alamsyah, A., Nugraha, I. S., & Asywadi, H. (2023). Outlook komoditas karet alam Indonesia 2023. Jurnal Penelitian Karet, 41, 47–58. https://doi.org/10.22302/ppk.jpk.v41i1.841
Tian, Y., Yuan, H., Xie, J., & Zheng, Y. (2016). Shade tolerance and suitability of tree species for planting in rubber plantations. Southern Forests, 78(1), 11–18. https://doi.org/10.2989/20702620.2015.1089093
Tistama, R., Dalimunthe, C. I., Sembiring, Y. V., Fauzi, I. R., Hastuti, R. D., & Suharsono, S. (2016). Tumpangsari sorgum dan kedelai untuk mendukung produktivitas lahan TBM karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.). Jurnal Penelitian Karet, 34(1), 61–67. https://doi.org/10.22302/jpk.v0i0.222
Utami, R. P., & Ratnaningsih, Y. (2018). Implementasi kemitraan kehutanan antara kelompok tani dengan BKPH Rinjani Barat Pelangan Tastura (Studi kasus: gabungan kelompok tani Maju Lestari, Desa Pusuk Lestari, Kecamatan Batulayar, Kabupaten Lombok Barat). Jurnal Silva Samalas, 1(1), 35–43.
Xianhai, Z., Mingdao, C., Weifu, L., & Zeng Xianhai. (2012). Improving planting pattern for intercropping in the whole production span of rubber tree. African Journal of Biotechnology, 11(34), 8484–8490. https://doi.org/10.5897/ajb11.3811
Yun, C., Kim, H., Lee, J., Atmoko, B. D. W. I., & Brahmantya, L. (2022). Assessing herb layer composition under jungle rubber in Sungai Manau Forest, Jambi, Indonesia: indicator species and tree regeneration potential. Biodiversitas, 23(10), 5247–5257. https://doi.org/10.13057/biodiv/d231034
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Zoelherly Noer, Asmah Indrawati, Tumpal HS Siregar, Junaidi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Submission of a original research or review articles in Warta Perkaretan implies that the submitted  manuscript has not been published in any scientific journal (except being part of the abstract, thesis, or report). The submitted manuscript also is not under consideration for publication elsewhere. All co-authors involve in the publication of the manuscript should give their approval. Once, the manuscript is accepted and then published in Warta Perkaretan, the Author(s) keep hold the copyright and retain publishing right without restrictions. Author(s) and Warta Perkaretan users are allowed to multiply the published manuscript as long as not for commercial purposes. The journal users are also permissible to share the published manuscript with an acknowledgement to the Author(s). The Editorial Boards suggest that the Authors should manage patent before publishing their new inventions.