PERFORMA TANAMAN KARET MENGGUNAKAN BAHAN TANAM ASALAN

Authors

  • Mochlisin Andriyanto
  • Syarifah Aini Pasaribu
  • Ernita Bukit
  • Jamin Saputra

DOI:

https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v44i1.985

Keywords:

karakteristik, bahan tanam asalan, karet, kualitas

Abstract

Indikator keberhasilan agribisnis karet salah satunya dipengaruhi oleh kualitas bahan tanam. Bahan tanam karet klonal merupakan hasil perbanyakan tanaman secara okulasi. Okulasi ditentukan oleh kualitas batang atas dan batang bawah. Sebagian besar areal pertanaman karet skala petani masih menggunakan bahan tanam asalan tidak sesuai anjuran. Kendala lain juga dipengaruhi oleh terbatasnya para penangkar benih karet yang bersertifikat. Penggunaan bahan tanam karet asalan tidak hanya dipengaruhi oleh penanaman langsung dari biji batang bawah, namun teknis budidaya yang tidak tepat menjadikan kualitas bahan tanam menjadi rendah. Dampak penggunaan bahan tanam karet asalan diketahui dari keragaan sumber mata entres, heterogenitas, tingginya penurunan populasi dan tidak tercapainya produktivitas sesuai potensi genetik. Upaya untuk mengatasi penggunaan bahan tanam karet asalan terlihat dari karateristik bahan tanam berkualitas yaitu sudut tunas sumber mata entres yang juvenil 30o dari jaringan dewasa 50o-60o, kulit mata tunas asal entres memiliki alur halus atau bergaris, warna tunas bewarna hijau hingga minggu ke 15 dan setelah minggu ke 16 menjadi hijau kehitaman, pecah mata tunas 14-16 hari, pertumbuhan tinggi tunas 20-25 cm per bulan, jumlah payung daun setelah 19 hari setelah tanaman yaitu 1-1,5 payung per tanaman, 6-7 petiole daun setiap karangan.

References

Adimihardja, S. A. (1999). Identifikasi inkompatibilitas batang atas dan batang bawah pada sistem okulai karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.). Tesis, Program Pascasarjana IPB, 60 hal.

Admojo, L. dan Prasetyo, N. E. (2019). Pengaruh okulasi bertingkat terhadap pertumbuhan bibit karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) asal stek. Jurnal Penelitian Karet, 37(1), 31-42. DOI : https://doi.org/10.22302/ppk.jpk.v37i1.623.

Aidi-Daslin. (2014). Perkembangan penelitian klon karet unggul IRR seri 100 sebagai penghasil lateks dan kayu. Warta Perkaretan, 33(1), 1-10. DOI: https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v33i1.44.

Akmalia, H. A. (2021). Adapatasi anatomis tumbuhan terhadap perbedaan stress lingkungan. Stigma, 14(1), 18-27. DOI: https://doi.org/10.36456/stigma.14.01.3491.10-17.

Alwi, N dan Suhendry, I. (1989). Variasi kondisi tanaman karet pada ancak sadap dan pengaruhnya terhadap produksi. Kumpulan makalah pada Lokakarya Eksploitasi Karet 1989, 17p.

Basuki. (1990). Masalah kerusakan karena angin pada tanaman karet dan upaya penanggulangannya. Forum komunikasi Perkebunann VI, PTP IV Gunung Pamela, AP3I, Puslitbun Sungei Putih.

Chen, L., Xu, L., Li, X., Wang, Y, Feng, Y., Huang, G. (2023). The diseases and pests of rubber tree and their natural control potential: a bibliometric analysis. Agronomy, 13,1965. DOI: https://doi.org/10.3390/agronomy13081965.

De Carvalho, J.C., Miranda, M.J.D.S., Kramer, Y.V., Reis, A.R.S., and Gonçalves, J.F.D.C. (2022). Morphophysiological features of seeds and seedlings between wild and cultivated genotypes of Hevea brasiliensis. Journal of Tropical Forest Science, 34(4), 383–392. DOI: https://doi.org/10.26525/jtfs2022.34.4.383.

Direktorat Jenderal Perkebunan. (2023). Statistik perkebunan unggulan nasional 2021-2023. Kementerian Pertanian Republik Indonesia. https://ditjenbun.pertanian.go.id/?publikasi=buku-statistik-perkebunan-2021-2023.

Duckett, J.E. (1961). Wind damage and planting system the planter. 37,164-175.

Ferry, Y., Rusli, Syafaruddin. (2016). Kebun entres karet dan fungsinya sebagai bahan perbanyakan tanaman karet. IAARD Press. https://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/15489.

Garot, A. (1958). Tentang tumbuh miring dan barisan pagar pada karet. Menara Perkebunan, 27 (7), 179 – 184.

Hadi, H. (2006). Perbaikan juvenilitas bibit klonal untuk meningkatkan produktivitas tanaman karet. Lap. Penelitian APBN TA. 2005. Balai Penelitian Getas.

Hadi, H., Admojo, L., Susetyo, I., dan Setyawan, B. (2007). Perbaikan juvenilitas bibit klonal untuk meningkatkan produktivitas tanaman karet. Lap. Penelitian APBN TA. 2005. Balai Penelitian Getas.

Halip, J. A., Al-Edrus, S. S. A. O., Lee, S. H. , Tahir, P. M., Yunus, N. Y. M., Salit, M. S., Rushdan, A. I. (2022). Effects of planting density of rubber tree clone (RRIM 2020 clone and RRIM 2025 clone) wood to particleboard properties. Journal of Renewable Materials, 10(2), 1951-1960. DOI: https://doi.org/10.32604 /jrm.2022.016025.

Hartmann, H.T. and Kester, D.E. (1976). Plant propagation, principles and practices. 2nd ed. Prentice Hall of India Private Limited, New Delhi.

Hui Yuan, X., Yang, S. Q. , Xu, L. Y., Wu, J. L., and Hao, B. Z. (1998). Characteristics related to higher rubber yield of hevea brasiliensis juvenile-type clone GT 1. J. Rubb. Res. 1(2) ,125-132. https://vitaldoc2.lgm.gov.my/vital/access/services/Download/vital1:24648/ ARTICLE.

Indarty, I. S. (2000). Pengaruh umur pohon induk karet terhadap kualitas tanaman yang dihasilkan. Ilmu Pertanian, 7(2), 52-57. https://jurnal.ugm.ac.id/jip/article/download/58627/28759.

Isbandi, A. (1983). Pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Jurusan Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian UGM. Yogyakarta. 259p.

Ismawanto, S., Aji, M., Lopez, D., Mournet, P., Gohet, E., Syafaah, A., Bonal, F., Oktavia, F., Taryono, Subandiyah, S., Montoro, P. (2024). Genetic analysis of agronomic and physiological traits associated with latex yield revealed complex genetic bases in Hevea brasiliensis. Heliyon 10,e33421. DOI: https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2024.e33421.

Junaidi, Atminingsih, Andriyanto, M. (2020). Seed collection time effect on the germination rate and growth of rubber tree rootstock. Proceedings of the 3rd KOBI Congress, International and National Conferences (KOBICINC 2020), Advances in Biological Sciences Research 14, 278-282. DOI: https://doi.org/10.2991/absr.k.210621.046.

Junaidi, Atminingsih, Siagian, N. (2014). Pengaruh jenis mata entres dan klon terhadap keberhasilan okulasi dan pertumbuhan tunas pada okulasi hijau di polibeg. Jurnal Penelitian Karet, 32(1), 21-20. DOI: https://doi.org/10.22302/ppk.jpk.v32i1.146.

Junaidi, Wibowo, S. A., Wijaya, A. (2021). Wind damage and yield recovery in rubber (Hevea brasiliensis) plantation. IOP Conf. Series: Earth and Environmental Science 759, 012046. DOI: http://doi.org/10.1088/1755-1315/759/1/012046.

Leong, S. L. and Yoon, P.K. (1979). Effects of bud types on early scion growth oh Hevea. J. Rubb. Res. Inst. Malaysia, 27(1), 1- 7.

Ling, Z., Shi, Z., Gu, S., He, G., Liu, X., Wang, T., Zhu, W., and Gao, L. (2022). Estimation of applicability of soil model for rubber (Hevea brasiliensis) plantations in Xishuangbanna, Southwest China. Water, 14 (295), 1-15. DOI: https://doi.org/103390/w14030295.

Lynch. L. (1995). Root architecture and plant productivity. Plant Physiol. 109, 7-13. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC157559/pdf/1090007.pdf.

Mazlan, S., N. M. Jaafar, A. Wahab, Z. Sulaiman, H. Rahandas, and D. Zulper. (2019). Major diseases of rubber (Hevea brasiliensis) in Malaysia. PJSRR 5(2), 10-21. https://www.researchgate.net/publication/338366314_Major_Diseases_of_Rubber_Hevea_brasiliensis_in_Malaysia.

National Agricultural Extension and Research Liaison Services. (2000). Rubber production in Nigeria. Extension Bulletin (213), Forestry Series No. 14. https://naerls.gov.ng/wp-content/uploads/2022/11/Rubber-Production-in-Nigeria.pdf.

Nayanakantha, N.M.C., Rodrigo, P.S.S., De, E.U. M., Dissanayake, Z, and Seneviratne, P. (2021). Effects of different sowing media on germination and seedling growth of rubber (Hevea brasiliensis). Proceedings of the 2nd National Symposium on Sustainable Planation Management (NSSPM) National Institute of Plantation Management, March 2021, Sri Lanka.

Nugroho, P.A. (2018). Pengolahan tanah dalam penyiapan lahan untuk tanaman karet. Perspektif, 17(2), 129-138. DOI: doi.org/1021082/psp.v17n2.2018,129-138.

Pasaribu, S.A., Basyuni, M., Purba, E., Hasanah, Y., Tistama, R. (2021). Estimated compatibility of IRR 400 series as promising rubber clones with GT1 rootstock based on growth characters. Asian Journal of Plant Sciences, 20(4),590-600. DOI: https://doi.org/10.3923/ajps.2021.590.600.

Rouf, A., Setiono, dan Pamungkas, A. S. (2013). Urgensi sensus lilit batang sejak TBM 1 sebagai strategi meningkatkan keragaan dan keseragaman tanaman karet. Warta Perkaretan, 32(2), 95 - 104. DOI: https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v32i2.41.

Samaranayake, C. and Gunaratne, R.B. (1977). The use of leaf buds and scale buds in the vegetative propagation oh Hevea. J. Rubb. Res. Inst. Sri Lanka, 54, 65-69.

Sappalani, G. I. (2020). Germination and growth performance of rubber seedlings (Hevea brasiliensis Muell) in response to growing media and different rates of gibberellic acid (GA3). PalArch's J. Archaology of Egypt, 17(2), 334-344. Retrieved from https://archives.palarch.nl/index.php/jae/article/view/1026.

Siagian, N. (1995). Upaya mempertahankan kerapatan tanaman karet. Warta Pusat Penelitian Karet. 1(1), 53 – 61.

Siagian, N. (2008). Juvenilitas dan pengelolaan kebun entres. Makalah pada Workshop Teknologi Terkini Pengadaan Bahan Tanam Karet dan Pengenalan Klon. Balai Penelitian Sungei Putih, 15 hal.

Siagian, N. dan Suhendry, I. (2006). Teknologi terkini pengadaan bahan tanam klon karet unggul seri buku saku. Balai Penelitian Sungei Putih, 81 hal.

Siagian, N. Dan Sunarwidi. (1986). Penggunaan mata daun dan mata sisik sebagai bahan okulas. Warta Perkaretan 5(1), 3-7.

Siagian, N., Sunarwidi, Karyudi, dan Husni, Z. (1987). Penggunaan stum akar tunggang pendek sebagai bahan tanam karet II : Pengaruh panjang akar tunggang dan tinggi pertautan okulasi terhadap pertumbuhan tanaman karet. Bull. Perkaretan, 5(1), 3-8.

Siagian. N. (2012). Juvenilitas sumber mata okulasi dan pengelolaan kebun entres. Warta Perkaretan, 31(2), 57 – 65. DOI: https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v31i2.267.

Sihotang, U.T.B dan Istianto. (1994). Rekomendasi pemupukan Kebun Air Molek dan Batang Hari PT Perkebunan IV. Budidaya Karet Tahun 1994/1995. AP3I. Pusat Penelitian Karet.

Songquan, L., Y. Hiehui, H. Xiang, and Xu Laiyu. (1990). Development phase change of Hevea brasiliensis and application of juvenile-type clone. IRRDB Breeding Symposium. Oktober 1990, Kunning, China.

Sugianto, Y. (1987). Suatu usulan perbaikan dalam penilaian kesesuaian lahan untuk tanaman karet. Warta Perkaretan, 6(1),8-12.

Suhendry, I., Siagian, N., dan Bukit, E. (2006). Upaya mempercepat penyebaran bibit karet unggul melalui sistem waralaba. Prosiding Lok. Nas. Budidaya Tanaman Karet 2006. Hal : 71 – 89.

Suhendry, I., Sugianto, Y., dan Aidi Daslin. (1998). Kajian keragaman pertumbuhan tanaman berkaitan dengan peningkatan produktivitas kebun karet. Warta Pusat Penelitian Karet, 1998, 17 (1-3), 30-41.

Sumarmadji dan Suhendry, I. (2003). Bibit karet palsu: Kerugian dan cara mengidentifikasinya. Warta Pusat Penelitian Karet, 22 (2-3), 51 – 63.

Syarifa, L. F., Agustina, D. S., Nancy, C., & Supriadi, M. (2012). Evaluation of adoption level of high yielding clones at rubber smallholder in South Sumatera province. Indonesian J. Nat. Rubb. Res., 30(1), 12-22.

Tangonyire, D.F. (2019). Assessing the growth performance of two different hevea brasiliensis clones (IRCA 41 and GT 1) in the Guinea savanna soil in the Northern Region of Ghana. Malaysian Journal of Sustainable Agriculture (MJSA), 3(2),46-55. DOI : http://doi.org/10.26480/mjsa.02.2019.46.55.

Templeton, J.K. and Shepherd, R. (1967). Some technical aspect of green budding. Bulletin. Rubb. Res. Inst. Malaya, 92 , 190-197.

Thaler, P., & Pages, L. (1996). Periodicity in the development of the root system of young rubber trees (Hevea brasiliensis Muell. Arg.): relationship with shoot development. Plant, Cell and Environment, 19(1), 56–64. DOI:10.1111/j.1365-3040.1996.tb00226.x.

Udayakumara, E.P.N., and Seneviratne, P. (2005). Position of the bud on the bud stick on success of bud graft and growth Hevea brasiliensis (Muel Arg). The Journal of Agricultural Sciences,1(1), 31-40. http://repo.lib.sab.ac.lk:8080/xmlui/bitstream/handle/123456789/759/8090-28531-1-SM.pdf?sequence=1&isAllowed=y.

Wang, Z., Shi, Q., Chen, P., Sun, F., Creech, D., Lu, Z., Yin, Y., Yu, C. (2023). Grafting causes physiological changes and promotes adventitious root formation in rejuvenated soft shoots of Taxodium hybrid 'Zhongshanshan'. Plants, 12(1), 201. DOI : https://doi.org/10.3390/plants12010201.

Widyasari, T., Hartono, S., dan Irham. (2015). Peremajaan optimal tanaman karet di PT. Perkebunan Nusantara IX (analisis simulasi pada Kebun Getas). Jurnal Penelitian Karet, 33(1),47-55. DOI: https://doi.org/10.22302/ppk.jpk.v33i1.170.

Woelan, S., & Sayurandi. (2013). Characters of physiology, anatomy, growth and latex yield of IRR 300 series. Indonesian J. Nat. Rubb. Res. 31(1),1-12. DOI: https://doi.org/10.22302/ppk.jpk.v31i1.128.

Wu, J. L., Yang, S. Q., Hao, B. Z., Yuan, X. H., & Xu, L. Y. (1998). Characteristics related to higher rubber yield of Hevea brasiliensis Juvenile-type clone G11. Journal of Rubber Research. 125-132. DOI : https://agris.fao.org/search/en/providers/122640/records.

Zan, N. M. (2021). Selected physiological traits of Hevea brasiliensis clonal seedlings influenced by water stress. Journal of Tropical Plant Physiology, 13(2),1-12. DOI: https://doi.org/10.56999/jtpp.2021.13.2.15.

Downloads

Published

2025-06-27

How to Cite

Andriyanto, M., Pasaribu, S. A., Bukit, E., & Saputra, J. (2025). PERFORMA TANAMAN KARET MENGGUNAKAN BAHAN TANAM ASALAN . Warta Perkaretan, 44(1), 81–104. https://doi.org/10.22302/ppk.wp.v44i1.985