PENGEMBANGAN TEKNIK SEROLOGI UNTUK DETEKSI DINI PENYAKIT JAMUR AKAR PUTIH (RIGIDOPORUS MICROPORUS) PADA TANAMAN KARET

Authors

  • Cici Indriani Dalimunthe Balai Penelitian Sungei Putih, Pusat Penelitian Karet PO BOX 1415 Medan Sumatera Utara
  • Radite Tistama Balai Penelitian Sungei Putih, Pusat Penelitian Karet PO BOX 1415 Medan Sumatera Utara
  • Sri Wahyuni Balai Besar Karantina Belawan Jl. Sulawesi II Belawan Sumatera Utara
  • Hilda Syafitri Darwis Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Medan Jalan Asrama No 124 Medan 20126 Sumatera Utara

DOI:

https://doi.org/10.22302/ppk.jpk.v35i2.341

Keywords:

Deteksi dini, ELISA, Hevea brasiliensis, Jamur Akar Putih, Teknik Serologi

Abstract

Penyakit Jamur Akar Putih (JAP) yang disebabkan oleh Rigidoporus microporus merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman karet. Penyakit ini dapat menimbulkan kerugian besar karena mengakibatkan kematian tanaman dan tambahan biaya yang cukup tinggi untuk pengendalian penyakit tersebut. Oleh karena itu, usaha pencegahan melalui deteksi dini akan lebih efektif dan ekonomis dari pada pendekatan kuratif. Deteksi dini gejala penyakit JAP secara konvensional masih sulit dilakukan, dan baru diketahui secara pasti ketika serangan patogen sudah sampai pada tahap lanjut (stadia berat). Upaya mempercepat deteksi ini membutuhkan teknologi yang praktis dan mudah diadopsi oleh para pekebun. Perangkat teknologi untuk mendeteksi adanya materi protein dapat dilakukan melalui pemeriksaan antibodi yang berada di dalam serum. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan teknik serologis untuk mendeteksi gejala serangan dini penyakit jamur akar putih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi antibodi untuk mendeteksi JAP dapat diperoleh dengan mengimunisasi ayam petelur dengan ekstrak kasar fruiting body (AgF) atau miselium (AgM) sebanyak dua kali dengan interval 3 hari. Antibodi hasil reaksi inokulasi ekstrak badan buah (AbF) dan ekstrak miselium (AbM) dapat mengenali AgM dan AgF dengan tingkat reaksi yang berbeda. AbM tidak dapat secara spesifik mendeteksi adanya infeksi JAP melalui  daun dan kurang sensitif mendeteksi miselium di tanah. Sebaliknya AbF dapat mendeteksi tanaman terserang JAP melalui daun dan dapat mendeteksi miselium di dalam tanah.

Downloads

Published

2018-01-04

Issue

Section

Original Research Article