IDENTIFIKASI DAN UJI METABOLIT SEKUNDER BANGUN-BANGUN (COLEUS AMBOINICUS) TERHADAP PENYAKIT JAMUR AKAR PUTIH (RIGIDOPORUS MICROPORUS) DI LABORATORIUM

Authors

  • Cici Indriani Dalimunthe Balai Penelitian Sungei Putih Pusat Penelitian Karet Deli Serdang Sumatera Utara PO BOX 1415 Medan 20000 Sumatera Utara
  • Yan Riska Venata Sembiring Balai Penelitian Sungei Putih Pusat Penelitian Karet Deli Serdang Sumatera Utara PO BOX 1415 Medan 20000 Sumatera Utara
  • Mochlisin Andriyanto Balai Penelitian Sungei Putih Pusat Penelitian Karet Deli Serdang Sumatera Utara PO BOX 1415 Medan 20000 Sumatera Utara
  • Tumpal HS Siregar Balai Penelitian Sungei Putih Pusat Penelitian Karet Deli Serdang Sumatera Utara PO BOX 1415 Medan 20000 Sumatera Utara
  • Hilda Syafitri Darwis Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Jalan Asrama Nomor 124 Medan 20126 Sematera Utara
  • Diana Alemin Barus Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara Jalan Bioteknologi Nomor 1 Medan 20155 Sumatera Utara

DOI:

https://doi.org/10.22302/ppk.jpk.v34i2.295

Keywords:

Hevea brasiliensis, Bangun-bangun, metabolit sekunder, uji antagonis, penyakit jamur akar putih

Abstract

Penyakit Jamur Akar Putih (JAP) termasuk penyakit berbahaya ditinjau dari akibat yang ditimbulkannya dan dapat menyebabkan kerugian finansial yang dihitung secara nasional mencapai IDR 300 miliar setiap tahunnya. Pengendalian penyakit dengan memanfaatkan ekstrak bangun-bangun yang berpotensi sebagai antimikroba belum banyak diterapkan di perkebunan karet. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi metabolit sekunder bangun-bangun dan mengetahui persentase penghambatan metabolit sekunder bangun-bangun terhadap penyakit JAP skala laboratorium. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 2 fakor dan 3 ulangan. Faktor yang digunakan adalah dosis dan pelarut (aseton, n-heksana dan metanol). Komponen yang dianalisis adalah akar dan daun bangun-bangun untuk mengetahui metabolit sekunder yang dihasilkan bangun-bangun melalui identifikasi fitokimia kemudian diekstraksi dengan berbagai pelarut untuk diuji terhadap Jamur Akar Putih (Rigidoporus microporus). Parameter yang diamati yaitu luas pertumbuhan jamur dan persentase penghambatan JAP. Hasil identifikasi fitokimia menunjukkan bahwa akar dan daun bangun-bangun mengandung senyawa flavonoida, glikosida dan saponin. Senyawa ini tergolong dalam kategori senyawa polar dan semipolar sehingga akan mudah diekstraksi dengan menggunakan pelarut polar (aseton). Uji pendahuluan ekstraksi akar dengan berbagai macam pelarut dan dosis menunjukkan interaksi yang berpengaruh nyata. Persentase penghambatan tertinggi terdapat pada ekstrak akar dengan menggunakan pelarut aseton sebesar 98,46% pada dosis 10%. Uji lanjutan hasil fraksinasi dengan menggunakan kertas cakram menunjukkan daya hambat terkuat terdapat pada fraksi n-heksana (14-18,5 cm), fraksi etil asetat (13,5-15,5 cm), dan ekstrak etanol (7-10,5 cm).

Downloads

Published

2016-12-14

Issue

Section

Original Research Article