RESPON PERTUMBUHAN TANAMAN KARET (HEVEA BRASILIENSIS) BELUM MENGHASILKAN TERHADAP PEMBERIAN PUPUK MAJEMUK TABLET

Authors

  • Jamin Saputra Balai Penelitian Sembawa Pusat Penelitian Karet Jalan Raya Palembang - P. Balai KM 29 PO BOX 1127 Palembang 30001 Sumatera Selatan
  • Risal Ardika Balai Penelitian Sembawa Pusat Penelitian Karet Jalan Raya Palembang - P. Balai KM 29 PO BOX 1127 Palembang 30001 Sumatera Selatan
  • Thomas Wijaya Pusat Penelitian Karet Jalan Salak Nomor 1 Bogor 16151 Jawa Barat

DOI:

https://doi.org/10.22302/ppk.jpk.v1i1.304

Keywords:

Klon PB 260, pertumbuhan, pupuk majemuk tablet, tanaman karet

Abstract

Pupuk majemuk tablet merupakan salah satu jenis pupuk majemuk yang dapat dijadikan sebagai alternatif pemupukan pada perkebunan karet. Tujuan penelitian adalah mempelajari pengaruh pupuk majemuk tablet (16:12:17) terhadap pertumbuhan tanaman karet belum menghasilkan. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Sembawa pada tanaman karet klon PB 260 berumur 3 tahun (TBM 3), pada tanah tipe Ultisol. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan lima perlakuan dan empat ulangan. Jenis perlakuan meliputi A = dosis umum pupuk tunggal (250 g/pohon/tahun Urea, 250 g/pohon/tahun SP 36, 200 g/p/th KCl, dan 100 g/pohon/tahun Kieserit), B = 600 g/pohon/tahun majemuk tablet (setara 75% pupuk tunggal), C = 400 g/pohon/tahun majemuk tablet (setara 50% pupuk tunggal), D = 200 g/pohon/tahun majemuk tablet (setara 25% pupuk tunggal), E = 120 g/pohon/tahun majemuk tablet (setara 15% pupuk tunggal). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan hara nitrogen di tanaman karet TBM yang menggunakan pupuk majemuk tablet lebih tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan pupuk tunggal. Pengaruh perlakuan terhadap pertumbuhan lilit batang tanaman tidak dijumpai perbedaan yang nyata antara perlakuan pupuk majemuk tablet dengan pupuk tunggal. Dosis pupuk majemuk tablet yang lebih rendah dibandingkan dengan pupuk tunggal menunjukkan bahwa pemupukan menggunakan pupuk majemuk tablet lebih efisien dibandingkan dengan penggunaan pupuk tunggal.

Downloads

Published

2017-04-07

Issue

Section

Original Research Article