DISAIN PISAU SADAP MANUAL UNTUK MENGOPTIMALKAN PRODUKSI TANAMAN KARET (HEVEA BRASILIENSIS)

Authors

  • Suhermanto Agung Wibowo Balai Penelitian Sungei Putih, Pusat Penelitian Karet PO BOX 1415 Medan 20001 Sumatera Utara

DOI:

https://doi.org/10.22302/ppk.jpk.v35i2.400

Keywords:

Antropometri, penyadap, pisau sadap, produksi karet alam

Abstract

Pisau sadap untuk eksploitasi tanaman karet yang digunakan di perkebunan karet di Indonesia belum dilakukan standardisasi secara nasional. Kualitas pisau sadap ditentukan dengan pemilihan material logam yang tepat dan dimensi pisau sadap yang sesuai dengan penyadap. Hasil pengamatan di berbagai wilayah perkebunan karet memperlihatkan bahwa pisau sadap memiliki bentuk, dimensi dan material yang sangat bervariasi. Penelitian ini mempelajari kriteria ideal pisau sadap manual yang dapat digunakan oleh penyadap di seluruh perkebunan karet. Penelitian dilakukan dengan metode survei melalui pengamatan dan pengukuran langsung di beberapa Kebun dalam Lingkup PT. Perkebunan Nusantara yang beroperasi di Wilayah Jawa dan Sumatera. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa faktor utama yang menjadi pertimbangan pemilihan pisau sadap oleh penyadap adalah pisau sadap dapat diasah, berat 120-190 g, ketajaman bertahan 2-3 kali pemakaian (3 ancak), genggaman tangan sesuai penyadap, bentuk sudut paritan dan pengikat antara tangkai besi dan gagang harus kuat. Dari hasil penelitian ini juga diperoleh bahwa sudut mata pisau yang membentuk alur atau paritan sadap sekitar 45-50 derajat untuk tanaman yang baru buka sadap dan 60 derajat untuk tanaman muda. Persyaratan lain desain pisau sadap yang ideal antara lain panjang tangkai sesuai dengan tinggi panel sadap dan tinggi postur tubuh penyadap, serta tebal gagang besi minimal 2 mm agar tidak terjadi getaran atau fibrasi pada saat menyadap.

Downloads

Published

2018-01-31

Issue

Section

Original Research Article