PENGARUH KLON DAN SODIUM METABISULFIT TERHADAP KARAKTERISTIK MUTU TEKNIS KREP YANG DIHASILKAN

Authors

  • Sherly Hanifarianty Balai Penelitian Teknologi Karet
  • Afrizal Vachlepi
  • Mili Purbaya

DOI:

https://doi.org/10.22302/ppk.jpk.v39i1.738

Keywords:

energi terbarukan, krep, pengeringan, TPC

Abstract

Thin Pale Crepe (TPC) memiliki potensi untuk dikembangkan dengan bahan berbasis karet, antara lain sebagai perekat, peralatan bedah dan farmasi, peralatan olahraga, pembuatan barang bayi, dan mainan. Produk tersebut dapat menjadi andalan produk Indonesia. Kayu karet dipakai untuk mengeringkan produk TPC dengan menghembuskan udara panasnya. Potensi kayu dari hutan alam semakin berkurang, kayu karet dapat dijadikan pengganti kayu hutan alam. Sumber alternatif lainnya untuk pengeringan TPC adalah sinar matahari yang didapat dimaksimalkan dalam proses pengeringannya. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap kegiatan penelitian, yaitu 1) produksi TPC menggunakan lateks dari berbagai klon; dan 2) produksi TPC menggunakan beberapa dosis aditif sodium metabisulfit dengan menggunakan berbagai sumber energi terbarukan (biomassa, bayu, dan surya). Berdasarkan SNI 1903-2000, TPC dapat dipenuhi dengan berbagai klon dan dosis sodium metabisulfit. Warna yang dihasilkan yaitu kuning cerah dengan klon BPM 24, PB 260, dan GT 1.

Downloads

Published

2021-06-10

Issue

Section

Original Research Article