ANALISIS RISIKO DAN INEFISIENSI PADA PRODUKSI PERKEBUNAN KARET RAKYAT DI SUMATERA SELATAN: APLIKASI MODEL COBB-DOUGLAS

Authors

  • Lina Fatayati Syarifa Indonesian Rubber Research Institute

DOI:

https://doi.org/10.22302/ppk.jpk.v39i1.748

Keywords:

inefisiensi, karet rakyat, model Cobb-Douglass, risiko produksi

Abstract

Di Indonesia, khususnya di Sumatera Selatan, produksi karet dicirikan oleh adanya risiko yang menyebabkan variabilitas dalam produksi karet. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat efisiensi perkebunan karet dalam mengestimasi kehilangan produksi akibat risiko produksi dan inefisiensi pada karet rakyat di Sumatera Selatan. Penelitian dengan metode survei dilaksanakan di Sumatera Selatan. Pada penelitian ini, pengambilan sampel sebanyak 380 petani dilakukan dengan metode acak sederhana bertingkat. Dengan menganalisis data cross-sectional, model parametrik Cobb-Douglas digunakan untuk mengestimasi tingkat efisiensi dan risiko produksi, serta menentukan faktor-faktor yang memengaruhi inefisiensi secara simultan. Hasil analisis menggunakan model Cobb-Douglas dengan komponen risiko menunjukkan bahwa tingkat efisiensi teknis pada sampel perkebunan dalam penelitian ini mencapai 0,74, yang mengindikasikan bahwa produksi karet pada kebun dalam studi ini belum efisien. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa variabel pupuk berpengaruh nyata secara negatif pada tingkat kepercayaan 5% dalam hubungannya dengan model risiko produksi, yang artinya pupuk merupakan input yang dapat menurunkan risiko produksi. Sebaliknya, input tenaga kerja memberikan efek positif terhadap model risiko produksi, mengindikasikan bahwa tenaga kerja merupakan input yang dapat meningkatkan risiko produksi. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa variabel penyuluhan, pengalaman berkebun karet, sistem penyadapan dan bahan tanam klonal yang digunakan memiliki pengaruh yang signifikan dalam menurunkan inefisiensi pada produksi karet rakyat. Skor efisiensi teknis menunjukkan bahwa produksi karet rakyat masih dapat ditingkatkan sebesar 26%, dengan cara menurunkan efek risiko dan inefisiensi dalam proses produksi.

Downloads

Published

2021-06-07

Issue

Section

Original Research Article